Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, Mahyudin mengatakan pemahaman yang salah atas nilai keagamaan atau hal lainnya akan mendorong timbulnya radikalisme yang bisa dicegah dengan pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Hal tersebut adalah tantangan bangsa ini kedepan. Pemahaman nilai-nilai agama yang benar adalah benteng pertahanan menghadapi pemahaman yang salah dan radikalisme," katanya, dalam acara Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) DKI Jakarta, di aula Ponpes Yatim As Syafiiyah, Jakarta, Sabtu.
Ditambahkan Mahyudin, lembaga MPR RI juga berupaya membangun karakter bangsa melalui pemahaman-pemahaman Empat Pilar MPR RI, yang didalamnya ada Pancasila dan di dalam Pancasila ada sila pertama yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang berTuhan Yamg Maha Esa.
"Tantangan bangsa tersebut dan tantangan-tantangan bangsa lainnya, insya Allah akan hilang jika bangsa ini kembali memahami dan mengamalkan sila-sila dalam Pancasila. Jika benar-benar dipahami dan diamalkan maka Pancasila akan bisa menjadi benteng pertahanan terhadap paham-paham asing yang radikal," katanya.
Tantangan bangsa lainnya yang patut diwaspadai, lanjut Mahyudin adalah dampak negatif globalisasi antara lain dampak media sosial. Di media sosial banyak sekali hal-hal negatif seperti kabar-kabar hoax, pornografi dan kekerasan.
Mahyudin mengharapkan semua elemen bangsa bersama-sama mencegah radikalisme dengan memahami dan menjalankan nilai-nilai Pancasila.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017