Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menegaskan bahwa peran keluarga dalam pencegahan radikalisme penting.
Ketahanan keluarga bagaimanapun mampu mengikis radikalisme, kata Puan Maharani dalam Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga Kemashlahatan Keluarga (LKK) PBNU di Jakarta, Sabtu.
Dalam keterangan tertulisnya, Puan menegaskan bahwa keluarga menjadi wahana pertama dan utama dalam pembangunan karakter bangsa, pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, dan berjiwa gotong royong, serta mencegah radikalisme.
Menurut dia, keluarga perlu memiliki landasan yang memadai secara agama, sosial, budaya, dan ekonomi agar dapat optimal menjalankan perannya.
Ia mengemukakan bahwa keluarga harus dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan kasih sayang, memperhatikan, membina, dan membantu.
Oleh karena itu, Puan menghimbau setiap orang tua Indonesia agar mau meluangkan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu bisa dengan bercengkrama di ruang keluarga atau di meja makan sehingga keluarga akan bersifat dinamis. Dengan begitu, akan ada ikatan langsung antara orang tua dan anak.
Walaupun demikian, membangun keluarga merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah pun telah menggelontorkan dana desa dan program kesejahteraan lainnya yang secara langsung akan mempengaruhi pembangunan ketahanan keluarga.
Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial terus memastikan bahwa keluarga-keluarga yang tidak mampu dapat memiliki kehidupan yang layak dan mendapatkan pelayanan pendidikan (KIP), pelayanan kesehatan (KIS), bantuan pangan (rastra), pelayanan kesehatan ibu dan anak (PMT), serta pemberdayaan (PKH) agar dapat memiliki landasan yang memadai dalam menjalankan fungsi keluarga.
Menko PMK mengajak LKK PBNU untuk mengambil peran penting dan gotong royong dalam memperkuat pendidikan karakter berlandaskan Pancasila, baik itu melalui jalur formal (sekolah), nonformal (lembaga kursus), maupun informal (pendidikan keluarga, masyarakat, dan sebagainya) di lingkungan NU.
Diakuinya dalam berbagai kesempatan, Presiden kerap memberikan kuis berhadiah sepeda yang pertanyaannya sering kali terkait dengan Pancasila. Hal itu juga sering dilakukan Menko PMK dalam berbagai kesempatan. Dengan begitu, dapat diketahui sejauh mana masyarakat mengerti, menghayati, dan mengamalkan Pancasila.
Di ajang Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga Kemashlahatan Keluarga PBNU (LKK PBNU) kali ini pun Menko PMK sempat mengajak dua peserta LKK PBNU untuk menghafal Pancasila.
Kedua peserta yang terpilih, yaitu Azhar Dini perwakilan LKK NU Jakarta Selatan dan H.M. Jamiluddin perwakilan LKK NU Kota Mataram, NTB, yang maju dan lancar menyebutkan urutan Pancasila itu pun dihadiahi laptop oleh Menko PMK.
Hadir dalam Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas LKK PBNU, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, dan Ketua LKK PBNU Ida Fauziah.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017