Jakarta (Antara) -- Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 260 juta orang, potensi pasar asuransi jiwa di Indonesia sangat besar. Namun, faktanya, baru 1,7 persennya yang memegang polis asuransi.


Hal ini disampaikan Kepala Divisi Klaim & Administrasi Reasuransi Jiwa Indonesia Re Bambang Irianto di sela-sela acara Indonesia Life Insurance Claim Analyst Fun Meet-Up di Jakarta, Kamis (20/10)


Meskipun demikian, upaya industri asuransi jiwa untuk terus mengkampanyekan pentingnya berasuransi kepada masyarakat terus bergulir. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan asuransi yang meluncurkan berbagai macam produk bernilai tambah bagi konsumen. "Ini menandakan bahwa pasarnya juga masih sangat terbuka lebar," kata Bambang


Perusahaan asuransi, lanjut Bambang, berusaha untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya dengan memberikan layanan asuransi yang bervariasi. "Konsumen juga semakin tertarik untuk membeli premi asuransi karena melihat makin banyaknya nilai manfaat yang bisa didapatkan," ujarnya.


Dalam rangka memperingati Hari Asuransi Nasional yang jatuh pada Rabu 18 Oktober 2017, Indonesia Re turut memeriahkannya dengan mengadakan event Indonesia Life Insurance Claim Analyst Fun Meet-Up bersama sejumlah ceding company.


Acara tersebut menjadi platform diskusi seputar perkembangan dunia asuransi termasuk praktik kecurangan yang sering terjadi saat klaim dibayarkan.


Sementara itu, Manajer Investigasi Claim PT Asuransi Jiwa Sinar Mas Edi Sartono mengungkapkan, sebagai Perusahaan Reasuransi Nasional (PRN), Indonesia Re terus berinisiatif membangun industri asuransi nasional yang kondusif.


"Salah satunya adalah acara ini, dimana kami dapat berdiskusi dengan banyak perusahaan asuransi lain untuk menghadapi berbagai tantangan," tutup Edi.



Pewarta: Ali Imron Hamid
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017