Mas Emil itu orangnya santun dan beliau pasti mendengar amanah Bu Mega."
Surabaya (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia (DPD PDI) Perjuangan di Jawa Timur menjamin Emil Elistianto Dardak bakal mematuhi amanah ketua umum partai itu Megawati Soekarnoputri untuk tidak maju sebagai kandidat di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dari partai politik lain.
"Saya jamin Mas Emil Dardak tidak maju di Pilkada Jatim mendatang dari partai lain," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jumat.
Emil Dardak, yang masih menjabat Bupati Trenggalek, saat ini menjadi satu di antara sejumlah nama yang dimunculkan sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada 2018.
Ia mengemukakan, Emil Dardak dalam Pilkada Trenggalek 2015 diusung gabungan partai politik, termasuk PDI Perjuangan, tidak akan mau maju dalam Pilkada Jatim 2018 karena ingin fokus membangun di daerahnya.
"Saya sudah sering berkomunikasi dengan Mas Emil, dan beliau menyatakan tidak maju, meski diusulkan namanya. Mas Emil itu orangnya santun dan beliau pasti mendengar amanah Bu Mega," ucap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim itu.
Meski belum tercatat sebagai kader struktural PDI Perjuangan, Emil Dardak, kerap mendampingi Megawati Soekarnoputri di sejumlah acara dan dekat dengan elite partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Emil Dardak, yang suami dari artis Arumi Bachsin, sempat dipanggil oleh Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, sehari menjelang pengumuman rekomendasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Sabtu (14/10).
Bahkan, pada kesempatan pengumuman pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur 2018--2013 Saifullah Yusuf-Azwar Anas di Kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Dipnegoro, Jakarta, Minggu (15/10), Emil Dardak tampak hadir dan duduk bersama sejumlah kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan.
Pada kesempatan tersebut, Megawati sempat mengimbau kepada kadernya yang pernah diusung PDI Perjuangan memikirkan ulang untuk maju melalui partai politik lain di pilkada mana pun.
"Ada kader yang diiming-imingi untuk maju melalui partai lain. Sebelum menyetujui, harus dipikir dulu. Selama ini ada kader yang sudah dibesarkan PDIP, tapi maju dari partai lain, dan saya tidak perlu sebutkan namanya. Lantas, apakah itu etis? Kalau menurut saya ya tidak," demikian Megawati Soekarnoputri.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017