Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di dua paruh kuartal terakhir akan lebih baik dari perkiraan awal, yang terindikasi dari sudah pulihnya kegiatan ekonomi di sektor ritel, dan dorongan dari percepatan pembangunan infrastruktur.
Di kuartal III 2017, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada di 5,1-5,2 persen, atau lebih baik dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 5,01 persen.
"Di sektor ritel mulai ada pemulihan, memang belum seragam pemulihannyanya, tapi kami sudah mulai melihat pemulihan di sektor konstruksi, apalagi dari infrastruktur," ujar dia.
Indikasi pemulihan di sektor ritel, salah satunya bersumber dari penjualan eceran. Sepanjang September 2017, penjualan eceran naik 2,3-2,4 persen.
Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI periode Oktober 2017, perbaikan pertumbuhan ekonomi 2017 ditopang oleh ekspansi belaja fiskal melalui instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 seperti pencairan gaji ke-13, dan juga bantuan sosial.
Selain itu, BI juga mengkalim dosis pelonggaran kebijakan moneter yang telah dilakukan sejak 2016 turut membantu pemulihan konsumsi domestik karena terus menurunnya suku bunga pinjaman dari perbankan.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan investasi, terutamanya investasi pemerintah masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini, dan kemudian kontribusi dari perbaikan ekspor.
Investasi pemerintah melalui pencairan APBN-P 2017, kata Dody, akan mengerek naik konsumsi masyarakat.
"Diperkirakan untuk konsumsi akan lebih baik di kuartal IV menimbang belanja pemerintah akan besar tersalurkan untuk periode di kuartal terakhir, dan akan berdampak ke konsumsi amsyarakat. Dampak pelonggaran moneter juga masih akan terlihat di beberapa bulan ke depan," ujar dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017