Bukti yang ditemukan membuat kami berpikir bahwa bom itu ditempatkan di kolong mobil ..."

Valletta (ANTARA News) - Daphne Caruana Galizia, wartawati Malta, diduga kuat tewas akibat ledakan bom terikat di bawah mobilnya yang berpemicu jarak jauh, kata juru bicara Pemerintah Malta, mengutip keterangan polisi setempat, Kamis (19/10).

Perempuan yang juga penulis blog dan kritikus terkenal itu tewas pada Senin (16/10) dalam sebuah ledakan yang menghancurkan mobilnya ketika meninggalkan rumahnya. Puing-puing pecahan badan mobil maupun potongan tubuh perempuan kelahiran 26 Agustus 1964 itu di sekitar tempat kejadian perkara.

Pembunuhan tersebut mengejutkan negara di Pulau Mediterania, yang merupakan bangsa terkecil di Uni Eropa (UE), dan Perdana Menteri Malta Joseph Muscat pada Rabu (18/10) menjanjikan hadiah untuk siapa saja yang memberikan informasi tentang pembunuhan itu.

Namun, tiga anak Daphne dan Peter Caruana Galizia tidak menyambut baik penawaran tersebut, dan malah meminta Muscat untuk mengundurkan diri.

Mereka mengatakan bahwa Muscat seharusnya mengambil tanggung jawab politik atas pembunuhan pertama seorang wartawan di Malta sejak pulau itu merdeka pada 1964.

Apalagi, Daphne selama ini dikenal sebagai wartawati independen yang kerap mengritisi kinerja Pemerintahan Muscat, termasuk kasus korupsi di lembaga negara Malta.

Muscat telah terbang ke Brussels pada Kamis untuk menghadiri pertemuan UE, dan juru bicaranya mengatakan bahwa penyelidikan perkara pembunuhan tersebut telah mendapat beberapa kemajuan.

"Bukti yang ditemukan membuat kami berpikir bahwa bom itu ditempatkan di kolong mobil dan diledakan dengan alat pemicu jarak jauh," katanya, layaknya dikutip kantor berita Reuters.

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa para ahli asing akan dipanggil untuk membantu menyelidiki telepon seluler (ponsel) yang digunakan untuk meledakkan bom.

Dalam sebuah pertemuan pers di Valletta, komisaris polisi Lawrence Cutajar membantah bahwa polisi Inggris akan bergabung dengan pakar forensik Belanda dan tim dari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dalam membantu memecahkan perkara ini.

Juru bicara Muscat sebelumnya mengatakan bahwa kepolisian Inggris akan dilibatkan dalam penyelidikan.

Cutajar mengatakan bahwa sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan, dan ia juga menambahkan bahwa akan segera melakukan pembicaraan terkait kemungkinan motif yang digunakan dan menjadi dasar dalam pembunuhan itu.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa proses tersebut akan memakan waktu berminggu-minggu untuk mengumpulkan semua bukti.

Dia juga tidak dapat memastikan laporan dari sumber Kepolisian Malta yang menyatakan bahwa bahan peledak Semtex diyakini telah digunakan dalam pembunuhan itu.

Pulau tersebut telah mengalami sejumlah serangan bom kecil beberapa tahun belakangan ini terkait aksi kelompok-kelompok kejahatan, namun bahan peledak yang digunakan relatif belum sempurna dan tidak memiliki kekuatan yang sama dengan perangkat yang digunakan untuk membunuh Daphne Caruana Galizia.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017