Jakarta (ANTARA News) - Kongres Amerika Serikat (AS) tak lagi mempertanyakan status Papua dan menghormati sepenuhnya kedaulatan Republik Indonesia (RI) atas wilayah tersebut. "Bahkan, para 'Congressmen' (anggota Kongres-Red) juga menyambut gembira dengan kemajuan di Papua," kata tokoh senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufiq Kiemas dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin. Delegasi PDIP dipimpin Taufiq Kiemas sejak Senin (4/6) melakukan lawatan ke AS. Anggota rombongan itu adalah Pramono Anung, Emir Moeis, Andreas Pareira, Hasto Kristiyanto, Helmy Fauzy, M. Yamin, Budiman Sudjatmiko serta Muhammad Ikhsan Yunus. Senin (11/6) ini rombongan bertolak ke tanah air. Di Washington, Taufiq dan rombongan menemui sejumlah senator dan anggota Kongres, termasuk Eni Faleomavaega, anggota kongres asal Samoa Timur yang sempat bersuara keras soal Papua. Dalam pertemuan dengan Eni selama 40 menit di Rayburn Building di Kompleks Capitol Hill, Washington DC, delegasi PDIP mendiskusikan isu Papua. "Eni Faleomavaega kini tak lagi berfikir tentang Papua Merdeka," kata Taufiq. Kepada delegasi PDIP, Eni menyatakan kegembiraaanya bahwa kondisi Papua semakin membaik dengan kian banyaknya tokoh-tokoh setempat yang tampil dalam banyak posisi di pemerintahan daerah. Eni mengatakan tidak ingin lagi ikut campur soal Papua. "Saya tak ingin memperkeruh keadaan," kata Eni, yang menjabat sebagai Ketua Sub-Komisi Asia Pasifik di Kongres AS, seperti dikutip oleh Taufiq. Selama dalam pembicaraan, kata Taufiq pula, Eni tak lagi mengungkit soal draf undang-undang, yang disebut sebagai HR (House of Representative) nomor 1602, yang salah satu seksinya berisi tentang gugatan integrasi Papua ke Indonesia. Dalam pandangan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP itu, Eni ingin memberi kesan bahwa draf tersebut sudah dikubur. Menurut Taufiq, PDIP meyakinkan Eni bahwa RI serius dalam menangani Papua, termasuk di dalamnya adalah mendorong partisipasi publik setempat dalam setiap upaya pembangunan. "Termasuk mendorong putera Papua untuk menduduki posisi penting di pemerintahan. "Kami juga menceritakan bahwa dua gubernur di Papua adalah putera setempat yang menjadi kader PDIP," ujar Taufiq. Taufiq juga mengatakan bahwa sebagai partai oposisi, pihaknya ikut mendukung kemajuan Papua melalui politik anggaran. Eni, menurut Taufiq, senang mendengar uraian dari Emir Moeis, ketua Panitia Anggaran DPR yang ikut dalam delegasi PDIP bahwa pada tahun ini alokasi APBN untuk Papua sudah lebih dari 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp40 triliun. "Angka itu fantastik," kata Taufiq, mengutip komentar Eni. Dalam kesempatan itu, atas nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Taufiq dan Pramono mengundang Eni untuk datang ke Jakarta dan akan ditemani bila berkunjung ke Papua agar melihat sendiri perkembangan di sana. (*)
Copyright © ANTARA 2007