Bogor (ANTARA News) - Dedy Surya Pahlawan yang menjadi lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan indeks prestasi komulatif atau IPK 3,93, berjanji akan memajukan peternakan di kampung halamannya Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Ada dua ide yang ingin saya laksanakan untuk kampung halaman saya, ide pertama SPR dan pemberantasan penyakit sura pada kuda-kuda di NTT," katanya di Bogor, Kamis.
Menurut Dedy banyak masyarakat NTT yang memelihara sapi, tetapi bukan untuk ditenakkan. Sapi dipelihara untuk keperluan pribadi, jika ada kebutuhan anak menikah atau kuliah, sapi akan dijual atau dipotong.
"Pemeliharaan sapi tudak intensif, kalau musim kemarau sapi tidak digembali, tapi dilepas begitu saja. Dengan SPR, sapi-sapi masyarakat dapat diternakan, sehingga hasilnya bisa dinikmati bersama," katanya.
Selain produksi sapi, NTT juga menjadi daerah yang memiliki kuda kenamaan. Kuda-kuda di wilayah tersebut sering terserang penyakit sura, sehingga banyak kuda yang mati.
"Saya sudah belajar dari dosen IPB bagaimana mengendalikan vektor penyakit sura tersebut supaya bisa diminimalisir," kata putra ketiga dari empat bersaudara pasangan Ibnu Hasyim (53) dan Indung Purwari (49) ini.
Dedy merupakan mahasiswa jalur Beasiswa utusan daerah (BUD) yang dibiayai oleh pemerintah daerah Labuan Bajo, Flores, NTT. Selama empat tahun, ia menyelesaikan pendidikan strata pertama. Untuk menjadi dokter hewan, ia harus melanjutkan Koas atau pendidikan profesi dokter hewan di IPB.
"Saya memilih FKH untuk memenuhi kebutuhan daerah karena tenaga dokter hewan di daerah saya masih minim. Saat ini baru Wakil Bupati yang bergelar dokter hewan," katanya.
Ia memiliki cita-cita menjadi Bupati. Ia juga berencana untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana dengan mengambil jurusan spesialis Komodo di salah satu perguruan tinggi di Jerman.
"Mohon didoakan, anak saya cita-citanya mau jadi bupati. Rencananya, mau lanjut kuliah lagi ambil S2 khusus Komodo, di Jerman," kata Indung Purwari.
Sebagai anak dari keluarga yang tinggal di pulau terpencil di Indonesia, Dedy merasa beruntung bisa berkuliah di IPB. Tidak semua anak memiliki kesempatan seperti yang dialaminya.
Walau dari daerah terpencil, Dedy mampu melahirkan sejumlah prestasi, aktif berorganisasi, menjabat sebagai Dirjen Kesrawan Kementerian Kebijakan Agrikompleks, BEM FKH IPB.
Ia juga dipercaya sebagai Ketua Divisi Eksternal Omda Gamanusratim NTT. Aktif sebagai staf Departemen Kajian dan Advokasi BEM FKH IPB, dan Divisi Infokom Himpro Satli.
Selama kuliah ia meraih juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Instinct Universitas Riau, oral presentation International Wildlife Symposium III, juara II LKTI Vein Universitas Brawijaya, juara I "Animal Science Paper Competition" Universitas Airlangga, juara essay pekan ilmiah Veteriner Nasional Universitas Hasanuddin, Finalis Konferensi Ilmiah Mahasiswa Veteriner Nasional, UGM, dan mahasiswa dengan prestasi akademik 4.00 TPB tahun 2014.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017