Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia hingga kini masih menegosiasikan dan mengupayakan agar pembatasan (restriksi) bantuan militer dari Amerika Serikat (AS) tidak menjadi undang-undang negara tersebut. "Saat ini teman-teman di Kedutaan Besar RI di AS tengah berupaya, agar usulan itu tidak dibahas lebih lanjut," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono usai menjadi pembicara dalam peluncuran buku "Menggusur Bisnis Militer" di Jakarta, Senin. Sebelumnya, anggota Partai Demokrat AS Nita Lowey mengusulkan kepada kongres untuk memberikan pembatasan terhadap bantuan militer kepada Indonesia, menyusul bentrokan warga Desa Alastlogo, Pasuruan dengan aparat marinir yang mengakibatkan korban jiwa. Tidak itu saja, pembatasan juga dilakukan karena reformasi TNI yang telah berjalan saat ini belum maksimal dan pertanggungjawaban tentang penyelesaian insiden September 1999 di Timor Leste juga belum tuntas. Menhan Juwono mengatakan, peristiwa Pasuruan yang menewaskan empat orang warga sipil itu, tidak ada kaitannya dengan proses reformasi TNI yang telah berjalan. "Insiden Pasuruan tidak ada kaitannya dengan reformasi TNI, itu adalah peristiwa yang kebetulan terjadi," katanya. Pembatasan itu, ungkap Menhan, rencananya akan diajukan menjelang September 2007 dan akan diberlakukan mulai Tahun Anggaran (TA) 2008. Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, terutama terkait isu militer dan pertahanan belakangan dinilai semakin membaik. Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi embargo senjata kepada Indonesia sejak tahun 1992, menyusul konflik berdarah di Timor Timur. Kondisi yang kian membaik itu tampak dari tak adanya lagi penyebutan pembatasan (restriction) penjualan senjata atau kerja sama Pelatihan Militer Internasional (IMET) terhadap Indonesia dalam rancangan anggaran Pemerintah AS mulai 2007. Namun, hubungan militer RI-AS kembali terganggu oleh insiden bentrokan antara warga di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir di Desa Alastlogo dengan aparat marinir yang tengah melakukan patroli.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007