"Hal ini menyebabkan anak kurang berbahagia dan terganggu kesehatan mentalnya jika terlalu sering dimarahi dan juga berdampak kepada kesehatan mental sang ibu yang sering kali stres dalam melakukan pengasuhan," kata dia, kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan banyak orangtua yang berkeluh kesah dan bingung dalam menghadapi anak yang tantrum sehingga berujung pada kemarahan terhadap anak. Untuk menghadapi hal itu, perlu dibangun interaksi yang hangat antara anak dan orangtua.
Hutagalung mencontohkan pihaknya saat ini sedang melakukan intervensi psikologi Theraplay sebagai suatu upaya bagi anak dan keluarga untuk membentuk dan menguatkan hubungan hangat antara orang tua dan anak.
Lewat Theraplay, kata dia, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri, rasa percaya di antara sesama anggota keluarga melalui interaksi yang menyenangkan.
Theraplay, lanjut dia, merupakan bentuk alami interaksi yang sehat dan menyenangkan antara orangtua dan anak. Interaksi tersebut juga lekat dan banyak melibatkan kegiatan fisik.
Theraplay dilakukan pada Februari hingga November 2017. Lewat aktivitas itu orangtua dibekali wawasan mengendalikan emosi terkait pengasuhan anak balita, remaja maupun lansia, katanya.
"Ini dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui edukasi bagi bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan juga bina keluarga lansia serta mengkondisikan suasana hati ke arah yang lebih positif," kata dia.
Inge mengatakan Theraplay selaras dengan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pemerintah telah membentuk berbagai lembaga untuk mendukung pelayanan kesejahteraan bagi masyarakat, salah satunya Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera.
"Kami bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UMB dan beberapa PPKS di Kelurahan Kamal, Tegal Alur, Cengkareng Timur dan Palmerah telah menggelar Theraplay di lingkungan PPKS," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017