Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah berupaya memacu industri skala menengah asal Jepang di tega sektor untuk menanamkan investasinya di Indonesia dan dikembangkan oleh kedua negara, yakni industri otomotif, elektronika, serta makanan dan minuman.
"Selama ini kan yang masuk big player. Yang menengah lebih berisiko tinggi, tetapi kalau hanya bermain di Jepang, ekonominya stagnan. Jadi mereka harus melihat ekonomi yang bergerak, salah satunya di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.
Airlangga menyampaikan hal tersebut usai menjadi pembicara kunci pada acara Indonesia Investment Business Forum 2017 (IIBF) di Tokyo, Jepang.
Pada forum bisnis yang dihadiri sebanyak 500 pengusaha Jepang ini, Menperin menyampaikan, pihaknya telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri untuk menampung para investor asal Negeri Sakura tersebut.
"Kami akan mendorong mereka agar masuk ke kawasan industri baru. Sehingga mereka bisa langsung investasi, karena adanya kemudahan perizinan," tuturnya.
Di IIBF ini, para pengelola kawasan industri di Indonesia juga turut hadir, yang diharapkan sejumlah investor Jepang bisa langsung bertanya mengenai harga lahan dan ketersediaan fasilitasnya.
"Pengelola kawasan yang hadir ini semua sudah siap. Kalau pengusaha Jepang mau investasi, mereka tinggal masuk, bayar, dan dapat pelayanan izin tiga jam," sebut Airlangga.
Para investor pun akan difasilitasi untuk mendapatkan insentif pajak, yang tergantung dengan jumlah nilai investasinya.
"Kalau nilainya besar langsung diberikan, tetapi untuk yang skala menengah akan diberikan apabila berorientasi ekspor dan padat karya," imbuhnya.
Airlangga mengungkapkan, hingga saat ini sebanyak 1.800 perusahaan Jepang telah memiliki kemitraan di Indonesia. Momentum ini perlu dijaga dan ditingkatkan guna memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kedua negara.
"Hubungan kerja sama ekonomi bilateral telah terjalin lebih dari setengah abad, dan selama itu pula, Jepang turut berperan mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Jepang juga berkontribusi dalam bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama teknik khususnya sektor industri di Indonesia," paparnya.
Berdasarkan catatan Kemenperin, Jepang merupakan mitra dagang terbesar kedua setelah China.
Total transaksi antara Indonesia dengan Jepang pada triwulan II tahun 2017 mencapai 14,8 miliar dollar AS atau mengalami peningkatan sebesar 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 dengan nilai 14,1 miliar dollar AS.
Sedangkan pada sektor investasi, Jepang merupakan investor asing terbesar kedua di Indonesia dengan total investasi sebesar 17 miliar dollar AS di tahun 2017.
Sektor industri otomotif, elektronik, serta makanan dan minuman memiliki kontribusi lebih dari 50 persen dari total investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2017.
Airlangga optimistis, masih banyak peluang bagi pengusaha Jepang untuk berinvestasi di Indonesia atau melakukan kemitraan bisnis dengan pengusaha lokal.
"Ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami pertumbuhan positif dan ini berarti akan membuka lebih banyak potensi kerja sama antara Indonesia dan Jepang, terutama investasi di sektor industri," ujarnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017