Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia (LDUI) Abdillah Ahsan mengatakan anak usia sekolah dasar, bahkan taman kanak-kanak pun bisa membeli rokok karena harganya yang murah dan aksesnya yang mudah di Indonesia.
"Tidak perlu dibandingkan dengan negara lain, harga rokok di Indonesia saat ini sangat murah. Bahkan bisa dibeli menggunakan uang jajan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Tidak hanya anak SMP atau SMA, bahkan anak SD atau TK pun bisa membeli," kata Abdillah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu.
Abdillah mencontohkan bila orang tua memberikan uang jajan kepada anaknya Rp10.000 per hari. Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk membeli dua bungkus rokok dengan harga termurah atau satu bungkus rokok dengan harga rata-rata.
"Bahkan bisa untuk membeli delapan batang rokok dengan harga termahal. Di Indonesia, sudah harganya sangat murah, rokok bisa dibeli secara batangan. Karena itu, mudah sekali bagi anak-anak untuk membeli rokok dan kecanduan," tuturnya.
Abdillah mengatakan harga rokok termurah adalah Rp400 per batang dan termahal Rp1.215 per batang. Itu merupakan harga yang sesuai dengan aturan. Masalahnya, seringkali fakta di lapangan pedagang menjual lebih murah dari harga tersebut.
Selain harga yang murah, rokok juga dengan mudah diakses oleh anak-anak. Tidak ada aturan yang ketat membatasi penjualan rokok sehingga anak-anak dengan mudah membeli. Rokok bisa dijual bebas di dekat sekolah, rumah dan toko modern.
"Modus yang sering terjadi adalah di dekat sekolah ada iklan rokok, kemudian ada warung yang menjual rokok secara batangan dengan harga murah," katanya.
Abdillah mengatakan anak-anak sangat mudah kecanduan rokok. Bila seorang anak sudah mulai merokok tiga batang hingga lima batang per hari, maka dia sudah bisa dikatakan kecanduan dan susah untuk berhenti.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017