"Sebenarnya penggunaan logo Asian Games itu terkait dengan pendapatan kami. Kami butuh sponsor untuk pendanaan Asian Games sehingga kami memberikan proteksi untuk penggunaan logo itu," kata Direktur Komunikasi INASGOC Elwin Mok kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Elwin menjelaskan perusahaan-perusahaan atau organisasi nasional tidak serta merta dapat mencantumkan logo Asian Games 2018 karena akan merugikan perusahaan yang telah menjadi sponsor INASGOC.
Logo Asian Games yang terinspirasi dari Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta itu, menurut Elwin, dapat dipakai instansi-instansi pemerintah guna mempromosikan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang itu.
"Tim legal kami akan mengeluarkan pengumuman terkait aturan main penggunaan logo Asian Games di situs resmi kami, pada November," kata Elwin yang menyebut aturan itu juga berlaku bagi badan-badan usaha milik negara yang tidak bekerjasama dengan INASGOC.
Ia mengaku belum melakukan riset terkait efeketivitas pencantuman logo Asian Games. Tapi, minat lembaga-lembaga berorientasi profit maupun non-profit terhadap logo Asian Games 2018 semakin tinggi selepas kegiatan penghitungan mundur pada 18 Agustus 2017.
"Kami belum mendapat laporan dari OCA terkait penggunaan logo Asian Games 2018 di luar negeri. Tapi, kami memang sedang menyiapkan kampanye Asian Games ke luar negeri, termasuk setelah dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk kampanye Asian Games," katanya.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 20 perusahaan di Indonesia dan luar negeri telah bekerjasama dengan INASGOC dan dapat menggunakan logo Asian Games 2018 secara resmi.
Sebelumnya, Ketua INASGOC Erick Thohir mengatakan sejumlah badan usaha milik negara akan menyepakati kontrak kerjasama penyelenggaraan Asian Games 2018 pada 24 Oktober dan disusul kontrak sponsor oleh perusahaan-perusahaan swasta nasional pada 31 Oktober.
"Dari internasional, kami akan menandatangani kerja sama sponsor pada 13 November. Itu membuktikan kepercayaan dari pihak internasional kepada Indonesia dan Asian Games akan menjadi ajang pencitraan bagi Indonesia ke luar negeri," ujar Erick.
Ia mengatakan kesepakatan perubahan kontrak tuan rumah pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu dengan Dewan Olimpiade Asia (OCA) akan menghemat biaya penyelenggaraan hingga 30 juta dolar AS atau lebih dari Rp400 miliar.
Perbaikan kontrak tuan rumah itu bisa membantu penghematan atau pun arus kas kami antara 20 juta hingga 30 juta dolar AS yang menguntungkan Indonesia," kata Erick.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017