Alex Noerdin ketika menerima dan wawancara anggota tim independen penilaian "Leadership Award" 2017 Kemendagri, Aat Surya Safaat di Palembang, kemarin, mengatakan penilaian tim independen terhadap Sumatera Selatan boleh membandingkan kemajuannya dengan enam provinsi yang masuk nominasi itu.
"Yang jelas saya pada 2014 menerima penghargaan Bintang Mahaputra yaitu sebuah pemberiaan tanda kehormatan bagi mereka yang berjasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat untuk kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara yang diakui secara nasional dan internasional," katanya.
Alex dalam pertemuan itu juga memaparkan berbagai kemajuan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan penyelenggaraan kegiatan olahraga internasional di Sumsel.
Sumsel sebagai tuan penyelengaraan kegiatan olahraga bertaraf internasional sudah puluhan kali, mulai dari SEA Games, POM Asean, MTQ Internasional, kegiatan olahraga negara-negara Islam (ISG), serta pada 2018 akan menjadi tuan rumah bersama DKI Jakarta dalam penyelenggaraan Asian Games.
"Kami sebagai tuan rumah Asian Games 2018 telah siap, karena kawasan olahraga Jakabaring Palembang sudah hampir semua rampung dalam kelengkapan fasilitas pertandingan dan lomba, termasuk rel kereta api ringan (LRT) yang kini sedang dibangun ditargetkan rampung sebelum Asian Games," ujarnya.
Sedangkan dalam pembangunan ekonomi makro dan mikro terutama dalam pengembangan swasembada pangan, Sumsel akan mengembangkan 500.000 Ha sawah di lahan rawa lebak dan irigasi yang mendapat dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian.
Ia menjelaskan, pengembangan sawah rawa lebak itu dengan target produksi beras 8 ton per Ha, sehingga Sumsel nantinya bisa menghasilkan 3,9 juta ton dari areal tersebut. Artinya Sumsel nantinya bisa menyumbangkan cukup besar untuk kebutuhan nasional sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
Kemudian untuk memperbaiki kerusakan lahan dan hutan yang mencapai ratusan hektare akibat kebakaran pada 2015 membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga tak mungkin mengandalkan dana APBD, dia terpaksa keliling ke 15 negara di dunia untuk mencari sponsor atau donatur internasional.
"Saya keliling dunia ke 15 negara itu juga sebagai pembicara pada seminar-seminar internasional di bidang lingkungan hidup dan ekonomi," katanya.
Menurut dia, hubungan ke luar itu harus dilakukan kepala daerah agar investasi asing bisa masuk ke daerah untuk mengembangkan berbagai potensi. Sumsel dalam beberapa tahun ini juga sedang mengembangkan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin bekerja sama dengan sejumlah investor asing.
"Sumsel ini sebelumnya biasa-biasa saja tapi kini sudah menjadi daerah luar biasa dalam pertumbuhannya. APBD Sumsel kini telah mencapai Rp8,7 triliun, sedangkan dana APBN yang masuk ke Sumsel dalam pembangunan infrastruktur mencapai Rp68,2 triliun," katanya.
Sementara Aat Surya Safaat mengatakan kreteria pemberian penghargaan kepemimpinan kepala daerah (Leadership Award) itu ada empat yakni pertama sudah menduduki jabatan sebagai kepala daerah minimal empat tahun, kedua pernah mendapat penghargaan dari lembaga-lembaga yang kredibel baik di dalam maupun luar negeri, ketiga tidak tersangkut masalah hukum/moral, dan keempat mendapat sorotan positif dari media-media lokal dan nasional.
"Secara garis besar ada dua faktor yang dinilai dalam leadership award yakni kepemimpinan birokrasi dan kepemimpinan sosial," katanya.
Aat menambahkan tujuh kepala daerah (Gubernur) yang masuk nominasi dalam penilaian tim itu adalah Gubernur Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, DIY Jogyakarta, Kaltim, dan NTB.
Dari tujuh nominasi itu nantinya akan terpilih tiga kepala daerah, sedangkan wali kota ada 14 dan akan dipilih tujuh, dan 24 bupati lalu ditetapkan penerima leadershif award itu 12 bupati.
Pemberian penghargaan itu nantinya akan diserahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada akhir November 2017.
Pewarta: Indra Goeltom
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017