Dalam postingan di halaman Facebook-nya, musisi Islandia tersebut mengatakan bahwa dia "menjadi sadar" bahwa "adalah hal yang umum jika seorang sutradara dapat menyentuh dan melecehkan aktrisnya sesuka hati dan institusi film mengizinkannya."
Musisi tersebut tidak menyebut nama pembuat film itu, namun dia mengatakan bahwa sutradara itu memiliki "puluhan staf yang memungkinkan... dan mendorong" perilakunya.
Björk hanya mengatakan bahwa sutradara itu adalah orang Denmark. Hal ini menyebabkan banyak orang menduga bahwa pembuat film yang dimaksud adalah Lars Von Tier, yang mengarahkan satu-satunya film yang dibintangi Björk, "Dancer in the Dark."
Asisten Von Trier berkata kepada Rolling Stone, "Lars membantah tuduhan yang telah dibuat Björk, namun tidak ingin berkomentar lebih jauh."
"Ketika saya menolak sutradara itu berulang kali, dia merajuk dan menghukum saya," dan "menyebut (saya) sebagai orang yang sulit," tambah Björk.
Dia mengatakan bahwa dia dapat meninggalkan insiden tersebut karena dia "tidak memiliki ambisi di dunia akting" namun dia mengatakan bahwa dia "khawatir" dengan orang lain yang tidak sepertinya.
Penyanyi yang karirnya telah membentang selama empat dekade itu mengatakan bahwa dia terinspirasi untuk mengungkapkan hal tersebut "dari para perempuan yang berbicara secara online" tentang kekerasan seksual.
Dalam kasus yang terpisah dari Weinstein, sejumlah klaim muncul sejak adanya publikasi laporan oleh New York Times tentang sejarah perilaku kasar yang dilakukan oleh produser AS itu selama puluhan tahun.
Sebelumnya, Björk menentang "seksisme" dalam liputan media tentang perempuan, demikian The Guardian.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017