Jakarta (ANTARA News) - Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menyatakan data perdagangan perekonomian Indonesia sebagaimana telah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan hal yang menggembirakan dan positif ke depannya.
"Data perdagangan yang menggembirakan ini meningkatkan keyakinan terhadap ekonomi Indonesia sehingga IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) berpotensi terus berkibar," kata Lukman Otunuga di Jakarta, Selasa.
Dia memaparkan, sentimen terhadap ekonomi Indonesia semakin baik pada hari Senin dengan rilis surplus perdagangan sebesar 1.76 miliar dolar AS pada bulan September.
Selain itu, lanjutnya, perdagangan luar negeri mengalami surplus selama dua bulan berturut-turut pada September, sehingga memperkuat prospek positif di Indonesia.
Ia menyoroti impor melampaui estimasi pasar dengan peningkatan sebesar 13,13 persen dan menyiratkan bahwa konsumen terus berbelanja dan ekspor terus meningkat di level 15,60 persen sehingga mendukung potensi Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebagaimana diwartakan, Bank Indonesia menerbitkan peraturan penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal (local currency settlement), guna mengurangi ketergantungan importir dan eksportir terhadap dolar AS dalam bertransaksi dengan negara mitra.
"Pengaturan local currency settlement (LCS) ini juga diharapkan dapat mendukung kestabilan nilai tukar rupiah," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat di Jakarta, Senin (16/10).
Ketentuan penggunaan rupiah dalam penyelesaian transaksi perdagangan tersebut tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.19/11/PBI/2017 yang efektif berlaku pada 2 Januari 2018.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) berupaya meningkatkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) bagi IKM.
"Langkah pertama yang kami lakukan adalah market intelligence untuk mengetahui kondisi target pasar, penentuan produk dan tahap positioning. Selanjutnya pengembangan produk dari standardisasi dan desain," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih.
KITE merupakan kebijakan guna memberikan kemudahan bagi IKM dalam mengimpor bahan baku untuk proses produksi yang akan diekspor kembali sebagai produk jadi. Fasilitas KITE IKM ini diberikan kepada IKM dan konsorsium KITE yang telah mendapatkan penetapan sebagai penerima.
Sebelumnya, Pemerintah mendorong penyelesaian perjanjian kerja sama internasional baik bilateral maupun multilateral guna meningkatkan kinerja ekspor Indonesia khususnya sektor nonmigas yang pada tahun 2017 ditargetkan naik sebesar 5,6 persen.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa Indonesia saat ini berupaya untuk segera menyelesaikan sebanyak 16 perjanjian, dimana empat diantaranya bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. "Kami akan sesegera mungkin menyelesaikan perjanjian-perjanjian kerja sama itu," kata Enggartiasto.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017