Kunjungan Asia pertama Trump sebagai presiden akan membawanya ke Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam dan Filipina, tempat dia akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.
Amerika Serikat memiliki hubungan perdagangan penting di kawasan tersebut, tetapi agenda ekonominya akan dibayangi oleh krisis kebijakan luar negeri terbesar kepresidenannya sejauh ini: perselisihan dengan Korea Utara.
"Perjalanan Presiden akan menegaskan komitmennya terhadap aliansi dan kemitraan Amerika Serikat yang sudah berlangsung lama, dan mengukuhkan kembali kepemimpinan Amerika Serikat dalam mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka" menurut pernyataan Gedung Putih yang dikutip kantor berita AFP.
Di Jepang, negara pertama dalam kunjungannya, Trump akan bertemu dengan keluarga dari warga Jepang yang disandera oleh agen Korea Utara, memberikan dukungan kepada permintaan Tokyo untuk pembebasan mereka.
Di Seoul, dari 7 November Trump akan bertemu dengan tentara Amerika Serikat dan Presiden Moon Jae-in sebelum berbicara di parlemen Korea Selatan untuk mendesak "masyarakat internasional bergabung dalam memaksimalkan tekanan terhadap Korea Utara."
Di Beijing, Trump akan memperbarui hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping. Dukungan Tiongkok akan sangat penting dalam usahanya menekan Pyongyang.
Dari Beijing, Trump akan terbang ke Vietnam, salah satu negara yang kecewa dengan keputusannya mundur dari kesepakatan perdagangan trans-Pasifik TPP, dan kemudian menuju ke Manila.
Di Manila dia akan bertemu dengan mitranya yang mungkin paling kontroversial di kawasan itu, Duterte pemimpin Filipina yang meluncurkan penumpasan pengedar narkoba yang menyaksikan polisi menewaskan 3.850 orang dalam 15 bulan.
Pada awal masa jabatannya, Trump memuji Duterte karena melakukan "melakukan pekerjaan luar biasa dalam masalah narkoba". (hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017