Bandung (ANTARA News) - Sejumlah DPC PPP kabupaten dan kota di Jawa Barat mengharapkan partainya mengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum pada Pilgub Jawa Barat 2018 karena pasangan ini dianggap ideal mengingat keduanya memiliki kapabilitas yang baik.
Zaenal Muttaqien dari DPC PPP Kota Bandung mengaku memang belum mengantongi SK kepengurusan dari DPP PPP tapi unsur PPP di wilayahnya sangat berharap ada kader yang maju pada Pilgub mendatang.
"Kami menilai pasangan Emil-Uu sangat tepat untuk diusung karena keduanya sama-sama memiliki prestasi dan pengalaman yang baik di pemerintahan," kata dia.
Dia menyebut pasangan itu tergolong muda sehingga bisa membawa inovasi-inovasi baru untuk Jawa Barat. "Dan sebagai orang Bandung, saya merasakan betul kualitas Kang Emil. Dari kader PPP, Pak Uu juga bagus," kata Zaenal.
"Pak Uu prestasinya bagus. Untuk Pilgub, beliau juga sudah sosialisasi, sudah masif. Cocok disandingkan dengan Kang Emil, apalagi kalau Pak Uu jadi gubernurnya," kata dia.
Ketua DPC PPP Kabupaten Bandung Barat Samsul Maarif juga mengharapkan partainya mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur. "Tentunya harus didampingi oleh kader PPP, yaitu Pak Uu Bupati Tasikmalaya," kata Samsul.
Samsul optimistis pasangan Emil-Uu ini akan menjadi yang terbaik untuk memimpin Jawa Barat.
"Jika meminjam istilah Pak BJ Habibie, ini tuh laksana pertemuan Jerman-Makkah. Ridwan Kamil personifikasi Jerman sebagai arsitek dan teknokrat, Pak Uu personifikasi Makkah karena beliau dari kalangan pesantren besar dan bersejarah di Jawa Barat, juga keturunan ulama besar," kata dia.
PPP berharap Ridwan Kamil juga bisa berkomunikasi dengan seluruh unsur partai ini di Jawa Barat karena Emil dianggap hanya berkomunikasi dengan pusat.
"Padahal, peran DPW PPP sangat besar dalam menghadapi ajang demokrasi tersebut. Saya cek ke DPW PPP Jawa Barat, Kang Emil belum komunikasi," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP Qoyum Abdul. "Saya berharap Ridwan Kamil bisa berkomunikasi dengan DPW."
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017