Biasanya pasukan gerilya, pasukan fanatik seperti itu, ketika tokohnya terbunuh, perjuangan mereka surut karena fanatik terhadap karisma tokoh
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengungkapkan dua pimpinan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi telah ditembak mati oleh militer Filipina, yakni Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute.
"Laporan mengenai tertembaknya tokoh-tokoh ISIS di Marawi, Omarkhayam Maute dan Isnilon Hapilon. Itu memang betul-betul mereka sudah terbunuh, karena gambarnya sudah ada, resmi dari pemerintah Australia," kata Wiranto saat memberikan keterangan pers usai Rapat Pimpinan Tingkat Menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin.
Ia mengaku telah memastikan kebenaran mengenai informasi itu setelah ada pemberitahuan resmi dari pemerintah Australia.
Menurut dia, selama operasi kontraterorisme kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS itu, pemerintah Filipina mendapatkan bantuan teknis dari Australia, yakni alat penginderaan jarak jauh untuk mendeteksi pergerakan kelompok ini seperti yang digunakan Indonesia saat di Poso dulu.
"Kita tinggal menanyakan kira-kira tuntasnya kapan karena Presiden (Filipina Rodrigo) Duterte juga telah mengatakan bahwa bulan ini mereka selesaikan masalah Marawi," kata Wiranto.
Wiranto bersyukur pertemuan antara beberapa negara, seperti Indonesia, Australia, Brunei, Malaysia, dan Filipina di Manado beberapa waktu lalu telah membuahkan kerja sama cukup baik dan tidak menginginkan Asia Tenggara menjadi basis baru ISIS.
Dia berharap, tewasnya kedua tokoh ISIS itu bhisa mencegah penyebaran paham radikalisme ke Indonesia karena biasanya kekuatan suatu kelompok bersenjata akan cenderung melemah jika kehilangan pemimpinnya.
"Biasanya pasukan gerilya, pasukan fanatik seperti itu, ketika tokohnya terbunuh, perjuangan mereka surut karena fanatik terhadap karisma tokoh. Mudah-mudahan seperti itu sehingga bisa diselesaikan," kata Wiranto.
Terkait keterlibatan WNI, baik di Suriah maupun Marawi,pemerintah Indonesia sudah memiliki konsep deradikalisasi yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang nantinya bisa diaktifkan.
"Rapatnya diarahkan ke sana. Kita bisa antisipasi (radikalisme)," tegas Wiranto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017