Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA News) - Hujan sehari-semalam yang merata di wilayah Kabupaten Trenggalek, sejak kemarin (15/10) sampai hari ini (16/10) memicu banjir dan tanah longsor sehingga lebih dari 110 unit rumah penduduk rusak berat dan ringan.
Belum ada laporan korban jiwa dari kejadian ini, namun kerugian materil diprediksi cukup besar.
Longsor dan banjir yang melanda belasan desa di enam kecamatan di Trenggalek itu juga memutus akses jalan antarkecamatan di Munjungan, pasar tradisional lumpuh terendam banjir, sekolah jebol dan sejumlah infrastruktur rusak berat.
"Hujan mengguyur sejak kemarin siang sehingga memicu bencana banjir dan tanah longsor di hampir semua kecamatan di Trenggalek. Untuk yang terparah terjadi di ruas jalan raya Kampak-Munjungan sehingga arus lalu lintas teroutus total tapi masih ada jalur alternatif," kata Kepala BPBD Trenggalek Djoko Rusianto.
Titik-titik longsor terpantau di wilayah Munjungan, Panggul, Pule, Dongko dan Kampak, sedangkan banjir terjadi di dua desa di Kecamatan Munjungan, di Kecamatan Pogalan, Panggul, dan Watulimo.
Upaya pendataan dan penanganan bencana sampai saat ini terus dilakukan BPBD Trenggalek dibantu polisi, tentara, relawan, dan warga.
Untuk rumah-rumah yang rusak terdampak longsor sebagian mulai dibersihkan secara swadaya masyarakat. Namun untuk kerusakan berat, seperti menimpa bangunan SMP Negeri Satu Atap Dongko, dan sejumlah rumah, upaya pembersihan memerlukan waktu beberapa hari.
"Konsentrasi kami sementara ini difokuskan di Munjungan, terutama di jalur Kampak-Munjungan yang putus total akibat longsor ini. Kami upayakan hari ini juga preses normalisasi bisa dilakukan dengan menggunakan satu unit alat berat yang didatangkan khusus dari Trenggalek," kata Emil.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017