AirAsia mengatakan pesawat tersebut mengalami "masalah teknis" dengan media Australia melaporkan bahwa pesawat tiba-tiba turun dari ketinggian 9.753 meter ke 3.048 meter sekitar 25 menit setelah lepas landas, seperti dilaporkan AFP.
Video yang beredar online menunjukkan para penumpang memakai masker oksigen dengan alarm meraung keras dan staf AirAsia meminta penumpang melakukan posisi menahan (brace position).
"Saya mengambil ponsel saya dan mengirimkan SMS kepada keluarga saya, berharap mereka akan menerimanya," kata seorang penumpang bernama Leah kepada stasiun televisi Channel Nine.
Seorang wisatawan lainnya mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi di tengah meningkatnya ketakutan.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi karena rekaman suara di pesawat ada dalam setiap bahasa, tapi tidak dalam bahasa Inggris," katanya.
AirAsia meminta maaf atas insiden itu, mengatakan terjadinya "masalah teknis" tanpa menjelaskan penyebabnya.
"Keamanan penumpang dan awak adalah prioritas kami," kata maskapai penerbangan itu dalam sebuah pernyataan.
"AirAsia meminta maaf kepada penumpang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," imbuhnya.
Beberapa penerbangan terpaksa kembali ke Australia dalam beberapa bulan terakhir, termasuk layanan AirAsia dari Gold Coast ke Kuala Lumpur pada Juli yang menurut maskapai ini akibat pesawat menghantam burung.
Sebuah penerbangan Qantas yang menuju ke Dallas kembali ke Sydney pada September setelah sayapnya tidak dapat ditarik kembali, sementara sebuah pesawat yang berpusat di Johannesburg kembali ke Sydney pada pekan yang sama ketika sebuah retakan terjadi di bagian kaca depan, demikian AFP.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017