Hanoi (ANTARA News) - Vietnam bersiap menghadapi topan Khanun pada Senin setelah banjir yang melanda dan merusak bagian utara dan tengah negara itu pekan lalu, serta menewaskan 72 orang, kata badan pencegahan bencana setempat.
Banjir minggu lalu merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mengatakan, ribuan rumah terendam air, 200 rumah lainnya ambruk dan beberapa kota terputus karena banjir.
Banjir juga merusak lebih dari 22.000 hektar area persawahan.
Vietnam adalah eksportir beras terbesar ketiga di dunia dan produsen kopi terbesar kedua, meskipun banjir tersebut tidak mempengaruhi daerah penghasil kopi negara itu.
Sebanyak 18 orang di provinsi Hoa Binh, yang paling parah terkena dampaknya di utara, terkubur oleh tanah longsor, dan hanya 13 jenazah yang ditemukan, kata badan penanggulangan bencana Vietnam.
Pemerintah tengah memperbaiki tanggul, bendungan dan jalan yang rusak akibat banjir minggu lalu dan bersiap menghadapi topan Khanun, yang diperkirakan akan menyebabkan hujan deras di Vietnam Utara dan Tengah mulai Senin.
Informasi ini juga menjadi peringatan bagi kapal-kapal yang beroperasi untuk menghindari topan yang mendekat.
Vietnam rentan terhadap badai dan banjir yang merusak karena garis pantainya yang panjang. Terpaan topan mendatangkan malapetaka di pusat-pusat provinsi bulan lalu.
Banjir juga mempengaruhi sembilan dari 77 provinsi di Thailand, negara tetangga Vietnam, di mana tiga orang tewas akibat banjir sejak Selasa, kata badan bencana Thailand, Senin.
Ibukota Thailand, Bangkok, yang dilanda hujan deras di akhir pekan, mengakibatkan kemacetan lalu lintas kota. Di mana Bangkok sering digambarkan sebagai "Venesia Timur" karena banyak saluran airnya.
Namun, banjir tersebut memicu kecaman terhadap pemerintah kota Bangkok, dengan beberapa pengguna media sosial menuduh pihak berwenang tidak mengelola tingkat air dengan benar.
Pemerintah kota membela diri dengan mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan departemen irigasi. Thailand mengalami banjir terburuk dalam lima dekade di tahun 2011, di mana ratusan orang terbunuh, melanda kawasan industri dan beberapa industri utama lumpuh. Demikian Reuters.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017