Malang (ANTARA News) - Hasil dari operasi terhadap dua korban insiden Alas Tlogo, yaitu Choirul Anwar (3) dan Erwanto (21), ditemukan hanya serpihan proyektil akibat "rekoset" (tembakan pantulan), bukan tembakan langsung.
"Berdasarkan laporan dari tim Dokter RSSA Malang, logam yang bersarang di tubuh korban adalah pecahan-pecahan peluru. Secara teknis peluru yang mengenai korban dipastikan mengenai benda lain terlebih dahulu, baru mengenai tubuh sang anak atau peluru pantulan," ujar Dankomar (Komandan Korps Marinir), Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono, Senin.
Dankormar yang baru tersebut, membesuk korban insiden Alas Tlogo yang menjalani perawatan -- operasi -- di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Dimana dalam kunjungan itu, didampingi Wakil Direktur RSSA, Dr Respasti.
Menurut Dankormar, kunjungan yang dilakukan oleh jajarannya adalah untuk megetahui secara langsung korban yang saat ini masih menjalani perawatan di RSSA Malang, tempat keduanya menjalani operasi pengambilan serpihan peluru yang bersarang di tubuhnya.
Dia menjelaskan jika langsung mengenai korban peluru tidak akan pecah, berdasarkan analisa yang di lakukannya pada uji klinis, jika mengenai tanah becek peluru bisa memantul dan akan menghasilkan serpihan. Seperti yang terjadi pada kedua korban yang saat ini berada di RSSA Malang.
"Saya yakin, peluru yang mengenai korban adalah peluru pantulan atau tembakan tidak langsung yang dibuktikan dengan pecahan yang ada di tubuh korban, salah satunya Choirul Anwar. Kita menunggu pembuktian secara medis," tegasnya.
Dalam kunjungannya, Dankormar diterima Wakil Direktur RSSA Malang Dr Respati dan setelah melakukan pembicaraan di ruang Direktur, langsung melihat kondisi korban Erwanto di ruang 13 atau ruang akut bedah. Sementara untuk Choirul Anwar masih menjali operasi di Instalasi Bedah Sentral RSSA Malang.
"Kami merasa prihatin dan simpati pada mereka. Sekaligus menyesal bahwa kenapa mereka harus menjadi korban, akibat tindakan prajurit. Untuk itu, mudah-mudahan proses penyembuhan berjalan terus dan proses hukum juga berjalan, kerena semua ini sudah ada alurnya," ujarnya.
Dr Respati mengemukakan proses operasi pada korban Choirul Anwar terus dilakukan dan untuk korban Erwanto akan dioperasi setelah operasi pada Choirul selesai.
"Kita perlu hati-hati dan waktu yang lama, agar semuanya berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur operasi," ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007