Beijing (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing rata-rata menerima 30-50 permintaan kontak dagang dari pengusaha China yang ingin mencari berbagai produk atau investasi dengan pengusaha Indonesia. "Setiap bulannya kita setidaknya menerima 50 permintaan kontak dagang dari pengusaha China yang ingin mencari mitra dagang dengan pengusaha Indonesia," kata Atase Perdagangan (Atdag) KBRI Beijing, Imbang Listiyadi, di Beijing, Senin. Permintaan kontak dagang, katanya, ada yang datang melalui faksimil, e-mail, telepon atau melalui surat yang dialamatkan ke Atdag Beijing yang berkantor di KBRI Beijing. Imbang mengatakan berbagai produk dan jasa yang diminati pengusaha atau investor China berbagai macam ragam, seperti mebel, barang-barang kerajinan, bahan-bahan makanan, hingga bahan-bahan tambang seperti nikel. Sementara pengusaha China yang memasukkan permintaan kontak dagang, datang dari berbagai penjuru kota dan provinsi di China dan mereka umumnya sudah cukup mengenal mengenai potensi Indonesia. Dari sejumlah permintaan kontak dagang yang masuk, katanya lebih lanjut, Atdag Beijing selanjutnya meneruskan kontak orang dan alamatnya serta produk yang diinginkan kepada asosiasi atau perusahaan yang ada di Indonesia. "Saya berharap agar permintaan kontak dagang dari pengusaha China tersebut bisa ditindaklanjuti dan tidak diabaikan, karena itu momen yang tepat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan China," kata Imbang. Selain meneruskan ke sejumlah asosiasi dan perusahaan terkait di Indonesia, Atdag Beijing juga menyampaikan permintaan kontak dagang ini ke Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Depdag, untuk selanjutnya disebarkan ke sejumlah pengusaha. Selain menerima permintaan kontak dagang dari pengusaha China, Atdag Beijing juga menerima tawaran dari pengusaha China yang ingin menjual produknya ke pengusaha Indonesia, tambahnya. "Jadi selain menerima kontak dagang dari pengusaha China, kami juga menerima tawaran produk yang akan dijual ke pengusaha Indonesia," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007