Canberra (ANTARA News) - Seorang mahasiswi Indonesia pada program diploma manajemen salon dan penataan rambut Institut Teknologi Canberra (CIT), Chadidjah Al-Juned, meraih penghargaan tertinggi bidang penerapan ilmu, setelah menyisihkan para mahasiswa internasional dari berbagai negara. Alumnus IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyisihkan lebih dari 20 mahasiswa/i dari negara-negara seperti Jepang, China, India, Maroko, Pakistan, Thailand, dan Korea Selatan, untuk meraih Penghargaan "Outstanding Application of Studies". "Penghargaan yang saya terima dalam sebuah acara di Kampus Reid CIT 4 Juni lalu itu adalah pengakuan atas prestasi akademik dan praktek kerja selama dua semester saya. Sebagai satu-satunya mahasiswi Indonesia di program studi itu, saya senang sekali," kata Chadidjah, saat ditemui di Canberra, Senin. Menurut mahasiswi yang bercita-cita mendirikan usaha salon profesional di Canberra dan Jakarta itu, para dosen menominasi beberapa nama mahasiswa/i CIT yang berprestasi ke sebuah tim penilai independen yang menentukan satu nama pemenang. Mengenai pandangannya tentang industri jasa bidang salon dan penataan rambut di Indonesia, Chadidjah mengatakan perkembangannya cukup baik, namun masalah kebersihan masih sering diabaikan oleh pengelola salon kecantikan di Tanah Air. "Padahal kebersihan sangat penting dan menjadi prioritas di Australia, karena selain merupakan simbol kecantikan, salon juga berisiko sebagai tempat penyebaran berbagai macam penyakit menular, termasuk HIV/AIDS, jika masalah kebersihan dan higenitas diabaikan," katanya. Kebersihan tempat, berbagai peralatan salon, dan calon klien sangat penting guna menghindari risiko ini, katanya. Di Australia, ketika seorang calon pelanggan datang, yang bersangkutan harus mengikuti konsultasi tentang kondisi rambut dan kulit kepala terlebih dahulu guna memastikan tingkat hiegenitas dia, kata mahasiswi CIT yang menamatkan pendidikan kesarjanaannya di bidang sosiologi agama IAIN Jakarta itu. "Yang pasti, peluang usaha `hair dressing` ini sangat cerah tidak hanya di Australia, tetapi juga di tanah air," kata mahasiswi yang masih memiliki tiga semester lagi untuk merampungkan studinya itu. Di Australia, sekitar 17.000 pelajar dan mahasiwa Indonesia melanjutkan studi mereka di berbagai tingkat pendidikan, termasuk CIT, lembaga pendidikan sejenis politeknik. (*)
Copyright © ANTARA 2007