Dalam satu jam, antara pukul 21.56 hingga pukul 22.56, bertambah 300 penandatangan. Dan terus bertambah.
Pada keterangannya, petisi itu akan dikirimkan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, dan Dinas Perhubungan Kalimantan Timur dan Dinas Perhubungan Balikpapan.
Sejumlah warga penandatangan juga memberikan alasan kenapa mereka mendukung petisi tersebut.
"Memudahkan kami untuk pergi ke tempat yang kami tuju dengan mudah tanpa harus ada biaya tambahan, memudahkan kami juga di kala lapar dengan menggunakan go-food. Saya tidak setuju jika aplikasi transportasi online ditutup," kata Meylinda.
Go-food adalah layanan membelikan dan mengantarkan makanan dari Go-Jek. Dengan aplikasi itu warga tinggal pesan minta dibelikan makanan yang diinginkannya, segera dicarikan dan dibelikan driver Go-Jek, dan diantarkan sampai rumah.
Karena itu para penjual makanan dan pedagang yang berbisnis secara daring juga menyatakan sangat terbantu oleh transportasi daring.
Diwawancarai langsung, Ari Kumis, misalnya, pemilik warung makan di Jalan Soekarno-Hatta Km 6, menceritakan separo pelanggannya ia tidak pernah tahu siapa, kecuali para pengemudi ojek online yang membelikan pesanan mereka.
"Banyak yang suka bandeng bakar tanpa duri di sini. Para pengemudi Go-Jek itu yang bantu menaikkan omset saya," kata Ari.
Begitu juga dengan sejumlah penjual martabak di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta mulai dari Km 2,5. Para pelanggan mereka tidak lagi warga yang baru pulang kerja, tapi juga warga yang sudah tiba di rumah atau malah tidak kemana-mana. Mereka membeli martabak Rizky melalui layanan Go-Food yang ada pada Go-Jek.
"Kalau hujan terutama," kata Anto yang berjualan di dekat pertigaan Kariangau-Jalan Soekarno-Hatta.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017