Karangasem, Bali (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menutup sejumlah akses menuju daerah yang termasuk zona merah berbahaya jika Gunung Agung erupsi.
Kepala BNPB Willem Rampangilei di Karangasem, Bali, Kamis, mengatakan upaya itu untuk memberikan keselamatan dan keamanan kepada masyarakat menyikapi status awas Gunung Agung.
BNPB bekerja sama dengan relawan dan beberapa orang korban erupsi Gunung Merapi memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bahaya apabila memasuki zona merah mengingat bencana yang tidak bisa diprediksi.
Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan diperkirakan ada sekitar 1.200 orang yang kembali ke daerah merah Gunung Agung.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya membentuk tim khusus keselamatan masyarakat yang masing-masing dipimpin Polres Karangasem dan Dinas Informatika dan Komunikasi.
Dia menjelaskan situasi yang tidak pasti tersebut membuat sejumlah warga nekad memasuki zona merah, yang menjadi tantangan tersendiri bagi petugas untuk mencegah mereka masuk ke kawasan rawan bencana itu.
Sementara itu Komandan Satgas Penanganan Siaga Darurat Gunung Agung Letnan Kolonel Inf Fierman Syafirial Agustus mengatakan pihaknya akan menutup 21 ruas jalan atau akses masuk ke zona merah.
Penutupan akses itu dilakukan dengan cara menutup jalan dengan potongan bambu dan tong yang dipasang di tengah jalan.
"Ini untuk menyadarkan mereka bahwa tempat tersebut masuk zona bahaya," ucap Dandim 1623 Karangasem itu.
Hingga saat ini Gunung Agung masih berstatus awas sejak pertama kali ditetapkan pada 22 September 2017.
PVMBG menerapkan zona perkiraan bahaya di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area dalam radius sembilan kilometer dari kawah puncak gunung dan ditambah perluasan sektoral sejauh 12 kilometer.
Ribuan warga dari 28 desa di daerah rawan bencana pada radius tersebut harus mengungsi.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017