Baghdad (ANTARA News) - Parlemen Irak pada Minggu memaksakan cuti tanpa batas waktu kepada ketua mereka, Mahmud Mashhadani, yang berasal dari kalangan Sunni. Langkah itu dilakukan karena Mashhadani diduga menyuruh para pengawalnya memukul seorang anggota parlemen. Mashhadani, yang dikenal bersuara tajam di parlemen, menyuruh para para pengawalnya `mengerjai` Fariyad Mohammed setelah terjadi saling ejek di luar gedung parlemen, menurut seorang anggota parlemen, Abdul Karim Anizi. "Terjadi perselisihan antara para pengawal ketua parlemen dan Mohammed. Mashhadani lalu menyuruh para pengawalnya memukuli anggota parlemen dari kaum Syiah itu," kata Anizi dari aliansi Syiah di parlemen. Parlemen kemudian menggelar sidang dan memutuskan "memberi Mashhadani cuti tanpa batas waktu dan minta wakilnya, Khalid al-Attiya, menggantikan...sampai seorang ketua baru terpilih." Anizi mengatakan, parlemen juga minta "Front Nasional Kerukukan Sunni" mengajukan nama baru untuk jabatan ketua parlemen. Parlemen Irak memiliki 275 kursi dan "Front Nasional Kerukukan Sunni" adalah blok politik utama Sunni. Mashhadani adalah seorang fundamentalis aliran Salafi yang divonis hukuman mati saat rezim Saddam Hussein, namun hukuman itu pada tahun 2000 diubah menjadi 15 tahun penjara setelah Mashhadani menyogok hakim. Mashhadani, kelahiran Baghdad yang menjadi dokter, turut membentuk "Front Dialog Nasional" salah satu dari partai-partai Sunni, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007