Surabaya (ANTARA News) - Deltras Sidoarjo mampu meredam ambisi tuan rumah Persebaya Surabaya untuk menang, dengan menahannya pada hasil imbang 1-1 (1-0) dalam pertemuan pertama mereka di babak 32 besar Copa Indonesia 2007 yang digelar di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Minggu petang. Pablo Rojas membuat Persebaya memimpin 1-0 di menit ke-24, setelah memanfaatkan kesalahan kiper Achmad Nurosadi yang tidak lengket menangkap bola tendangan Uston Nawawi. Tuan rumah yang tampil menekan tidak mampu menambah keunggulan, namun Deltras justru berhasil mencuri gol melalui pemain pengganti Melky Pekey pada menit ke-72. Gol ini tidak lepas dari kurangnya koordinasi barisan pertahanan Persebaya dalam menghalau serangan lawan. Hasil seri ini mematahkan ambisi Persebaya untuk membalas kekalahan 0-1 dari Deltras, saat putaran pertama Liga Indonesia 2007 di tempat yang sama beberapa waktu lalu. Pelatih Deltras Jaya Hartono mengaku, puas anak asuhnya bisa mengatasi permainan Persebaya dan memaksakan hasil seri. "Dibanding saat kami menang 1-0 beberapa waktu lalu, permainan Persebaya kali ini jauh lebih baik. Motivasi pemainnya sangat tinggi untuk bisa meraih kemenangan," kata Jaya Hartono. Dengan hasil imbang ini, langkah Deltras untuk melangkah ke babak 16 besar tidak terlalu berat dan cukup bermain seri 0-0 di pertemuan kedua di Sidoarjo pekan depan. "Tapi tetap saja anak-anak harus kerja keras lagi di laga kedua nanti. Meski sedikit diuntungkan, tapi Persebaya bukan tim yang mudah menyerah," tambah Jaya Hartono. Sementara itu, Asisten Manajer Teknik Persebaya Soebodro mengatakan, meski hanya mampu meraih hasil imbang, pihaknya tetap bangga dengan semangat juang pemain. "Anak-anak terlalu bermain individu, sehingga serangan mudah dipatahkan lawan. Tapi saya melihat, banyak peningkatan dari permainan Persebaya," ucapnya. Soebodro juga menilai permainan Deltras cukup bagus, terutama barisan pertahanannya yang disiplin dalam menjaga pergerakan lawan. Nomer 19 Pada laga tersebut, suporter Persebaya sedikit dikejutkan dengan penampilan "stopper" baru asal Brasil, Adinaldo de Oliviera yang mengenakan kostum nomer punggung 19. Nomer milik mantan gelandang Persebaya (almarhum) Eri Irianto itu, sejak beberapa tahun lalu sudah diistirahatkan untuk selamanya dan masuk memorabilia di Mess Persebaya. Bahkan, sejumlah pemain yang memperkuat Persebaya setelah Eri Irianto meninggal dunia dan sempat menginginkan nomer punggung tersebut, tidak diperbolehkan oleh manajemen Persebaya dengan alasan untuk menghormati jasa Eri Irianto. Ketua Umum Persebaya Arif Afandi dan Manajer Persebaya Lilik Soehartojo yang dikonfirmasi masalah itu, membantah jika penggunaan nomer itu menyalahi etika dan membuat timnya tidak bisa meraih kemenangan. "Kita nggak bisa menang bukan karena Adinaldo pakai nomer punggung 19, tapi memang permainan lawan juga bagus. Saya pikir masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan," kilah Arif Afandi. Soebodro menambahkan, tidak ada salahnya nomer punggung 19 milik Eri Irianto "dihidupkan" lagi, karena sudah melalui kesepakatan seluruh komponen tim. "Meski pemainnya sudah meninggal, tapi nomer punggungnya kan boleh dipakai tanpa mengurangi rasa hormat pada alm Eri Irianto. Saya sendiri tidak tahu siapa yang mengijinkan Adinaldo pakai nomer itu," dalih Soebodro.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007