Samarinda (ANTARA News) - Pemprov Kalimantan Timur bekerja sama dengan investor Rusia, yakni PT Russia Railways, melakukan pembahasan guna mematangkan pembangunan rel kereta api (KA) angkutan batu bara dan kelapa sawit, untuk menghubungkan jalur selatan dan utara.
"Untuk rel KA jalur utara akan menghubungkan Tabang di Kabupaten Kutai Kartanegara ke Maloy di Kutai Timur, sedangkan jalur selatan mulai Melak di Kutai Barat ke Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara," ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Rabu.
Hal itu dikatakan gubernur setelah melakukan pertemuan dengan pihak PT Kereta Api Borneo, anak perusahaan Russia Railways. Pertemuan di Ruang Tepian I Kantor Gubernur Kaltim itu membahas berbagai hal dalam pematangan pembangunan rel KA.
Menurut Awang Faroek, proyek KA di Kaltim termasuk proyek strategis nasional sehingga mendapat prioritas tinggi dari pemerintah pusat dalam mempermudah realisasinya, yakni dalam bentuk regulasi dari pemerintah pusat.
Menurut dia, Peraturan Pemerintah (PP) tentang perkerataapian telah diubah, yakni yang sebelumnya hanya boleh khusus angkutan batu bara, namun sekarang juga boleh membangun rel KA untuk pola multipurpose (serba guna) bisa untuk angkutan SDA yang dikoneksikan dengan angkutan penumpang.
"Sudah ada perubahannya, yakni PP Nomor 6 tahun 2017. Jadi, saya terima kasih kepada Bapak Jokowi karena telah mengubah aturan ini demi kenyamanan angkutan untuk kepentingan rakyat. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah republik ini bahwa usulan perubahan dari gubernur disetujui presiden," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa realisasi pembangunan rel KA di kawasan utara dan selatan Kaltim merupakan hasil kerja sama antara Rusia dengan Indonesia tentang pembangunan KA, sementara Pemprov Kaltim melanjutkan hasil kerja sama itu secara baik.
Saat ini, lanjutnya, Pemprov Kaltim bersama investor masih membenahi berbagai hal mengenai administrasi seperti perizinan keseluruhan, izin lokasi, dan terkait rute atau jalur yang akan dilalui rel.
Hal lain yang juga masih dalam tahap pematangan adalah mengenai pembebasan lahan untuk jalur KA karena hal itu merupakan masalah yang paling penting, namun berdasarkan data yang ada, ia bersyukur karena di jalur tersebut banyak lahan milik pemerintah dan kawasan hutan produksi terbatas, sehingga hal ini yang perlu diurus.
"Mungkin ada sedikit kendala dalam pembangunan rel KA karena akan melewati danau, tapi investor bilang itu bukan masalah. Jangankan danau, gunung pun bisa ditembus dengan teknologi yang dimiliki mereka," ucap Awang.
Pewarta: M Ghofar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017