Roma (ANTARA News) - Sutradara Amerika, Spike Lee, akan memberikan penghormatan kepada tentara kulit hitam AS yang bertempur dalam Perang Dunia II, dengan film baru yang syutingnya akan berlangsung di Italia. Lee mengemukakan kepada harian Italia, "La Republica", bahwa film ini, yang diangkat dari novel "Miracle at St. Anna" karya James McBride, bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap peran para serdadu Amerika keturunan Afrika. Dikatakannya peran mereka dalam perang tersebut banyak diabaikan dalam film-film AS sebelumnya. "Amerika mulai mengenang pengorbanan tentara kulit hitam dalam film-film tentang perang di Vietnam, namun jauh sebelum itu, dalam film-film Perang Dunia II, mereka hampir tak muncul," kata Lee, seperti dikutip Reuters. "Saya belum lama ini bertemu dengan seorang veteran kulit hitam yang betempur di Iwo Jima dan ia mengemukakan kepada saya betapa sakit hatinya, ia tak menemukan satu pun tentara Amerika-Afrika dalam dua film Clint Eastwood," tutur Lee. "Flags of Our Fathers" dan "Letters from Iwo Jima", film kembar garapan Eastwood mengenai pertempuran berdarah pada 1945 untuk merebut Pulau Iwo Jima dari perspektif tentara Amerika dan Jepang, dirilis tahun lalu. Buku McBride, yang merupakan kisah sejati, adalah cerita sekelompok tentara dari Divisi Bufallo Ke-92 yang seluruhnya berkulit hitam yang bertempur melawan pendudukan Nazi di Tuscany, dan persahabatan antara salah satu dari mereka dengan anak yatim Italia berusia enam tahun. Paradoks Menurut Lee, sumbangsih orang-orang kulit hitam terhadap upaya perang Amerika pada saat itu sangat paradoks, mengingat di tanah air mereka sendiri penduduk kulit hitam Amerika masih mengalami pemisahan rasial. "Sekalipun pada kenyataannya mereka menjadi budak selama 300 tahun dan mereka masih mengalami berbagai bentuk diskriminasi yang mengerikan pada saat itu, pasukan kulit hitam bertempur dengan gagah berani. "Mereka bersikap sebagai patriot, sekalipun saudara mereka dihukum dengan sewenang-wenang atau paling tidak dianggap sebagai warga kelas dua," katanya. Lee sering menggarap isu-isu rasial, ssperti film "Malcom X", "Do the Right Thing" dan film dokumenter yang mendapat sambutan hangat mengenai Topan Katrina yang meluluhlantakkan New Orleans, yang korbannya sebagian besar penduduk kulit hitam. Dalam wawancara ini, Lee menyatakan Perang Dunia II merupakan "perang yang dapat dibenarkan" terakhir yang dihadapi pasukan Amerika. Ia mengemukakan hal ini untuk mengecam perang pasukan AS di Korea, Vietnam dan Irak. (*)
Copyright © ANTARA 2007