Kanberra (ANTARA Newss) - Australia mencoba memindahkan pencari suaka yang berada di salah satu dari dua pusat tahanan Pasifik terpencil menuju kamp kedua, dalam pemberitahuan yang dilihat Reuters pada Selasa.

Hal tersebut disebabkan Kanberra tengah mencari cara untuk menutup tempat tersebut.

Para pria di Pulau Manus, Papua Nugini, dapat pindah ke pusat di negara kepulauan Nauru yang kecil jika mereka mendapat status pengungsi dan dipertimbangkan untuk pindah dan menetap di Amerika Serikat, demikian surat yang diposkan di kamp tersebut dan dilihat Reuters.

"Pengungsi di Amerika Serikat sekarang dapat mengajukan permohonan untuk dipindahkan ke Nauru," demikian isi surat tersebut. Kamp Manus hanya menampung pria.

Surat tersebut menandai usaha terbaru Australia untuk mengosongkan pusat penahanan Manus, yang dijadwalkan ditutup pada 31 Oktober.

Di bawah kebijakan imigrasi garis keras Kanberra, pencari suaka yang dicegat di laut untuk mencapai Australia, dikirim untuk diproses di kamp Manus dan Nauru. Mereka diberitahu bahwa mereka tidak akan pernah menetap di Australia.

Lebih dari 20 pria pindah untuk ditempatkan di Amerika Serikat bulan lalu, langkah pertama dari pertukaran pengungsi antara Washington dan Kanberra yang dicap Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai "kesepakatan bodoh".

Namun hampir 800 orang masih berada di kamp Manus dan hampir semua menolak pindah ke pusat transit terdekat, dengan alasan kekhawatiran soal keselamatan mereka.

"Para pengungsi tidak meninggalkan pusat penahanan meski ada upaya pemerintah untuk membuat mereka keluar dalam beberapa bulan terakhir," ujar Behrouz Boochani, seorang wartawan Kurdi yang ditahan di Manus.

Banyak yang telah mendapatkan status pengungsi dan memenuhi syarat untuk pindah dan menetap di AS berdasarkan kesepakatan yang dijamin Australia dengan mantan presiden AS Barack Obama pada akhir tahun lalu.

AS akan menampung hingga 1.250 pencari suaka di Papua Nugini dan Nauru. Sebagai gantinya, Australia setuju mengambil beberapa puluh pengungsi Amerika Tengah.

Australia akan mulai memindahkan puluhan pengungsi Amerika Tengah dalam beberapa minggu.

Setiap pemindahan akan memperburuk kondisi di Nauru, di mana lebih dari 1.200 pria, wanita, dan anak-anak selama empat tahun berada di sebuah kamp yang secara luas dikritik oleh PBB dan kelompok hak asasi manusia, karena terdapat beberapa pelanggaran, termasuk pelecehan seksual, dan tindakan menyakiti diri.

(KR-DVI/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017