Jakarta (ANTARA News) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali mencatat ada sekitar 20.000 ekor sapi yang berada di daerah rawan erupsi Gunung Agung, dan dari jumlah itu baru sekitar 5.600 ekor saja yang sudah diungsikan ke pos penampungan.
â€Pemindahan ternak diperlukan agar pemiliknya tidak masuk ke zona rawan dengan alasan mencari rumput atau melihat ternaknya,†ujar Koordinator Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, I Ketut Nata Kusuma.
â€Saat ini telah disiapkan sekitar 41 pos penampungan peternak. Pos penampungan berada di Kota Denpasar dan sisanya tersebar di enam kabupaten lain di Bali,†katanya.
Menurut Nata Kusuma, keengganan peternak untuk memindahkan ternak mereka ke penampungan karena mereka khawatir ternaknya mengalmai cedera dan sulit mendapatkan pakan.
Merespons hal tersebut, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) baru-baru ini mengirimkan bantuan pakan sapi sebanyak 74 ton ke Posko Logistik Tanah Ampo.
Pengiriman pakan sapi tersebut dilakukan Japfa secara bertahap untuk menjaga pasokan dan ketersediaan pakan sapi, kata Japfa Comfeed dalam siaran persnya, Selasa.
“Japfa memberikan bantuan dalam bentuk 24 ton pakan konsentrat dan sekitar 50 ton pakan hijauan untuk sapi,†kata Head of Corporate Communication & Social Investment Department JAPFA R. Artsanti Alif.
Selain memberikan bantuan pakan untuk para peternak sapi, Japfa juga telah mengevakuasi ayam milik peternak di sekitar Kabupaten Karangasem.
â€Japfa juga telah melakukan evakuasi ayam-ayam milik peternak mitra segera setelah peningkatan status kebencanaan Gunung Agung,†ujar Corporate Affairs Director Japfa Rachmat Indrajaya.
â€Sedangkan (ayam) yang masih terlalu muda kami pindahkan ke kandang-kandang lain milik perusahaan ataupun mitra,†jelasnya.
Menurut Rachmat, usaha penyelematan ayam peternak merupakan upaya Japfa untuk tetap memperhatikan pendapatan peternak selama masa pengungsian. Sehingga, meskipun mereka berada di pengungsian, peternak tetap akan mendapatkan penghasilan.
Pewarta: Suryanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017