Banda Aceh (ANTARA News) - Sebagian penduduk yang bermukim di kawasan gugusan Pulau Simeulue dan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, semalam dicekam panik dan berhamburan ke luar rumah karena khawatir terjadi bencana tsunami susulan akibat diguncang gempa, Sabtu (9/6) malam. Kepala Stasiun Geofisika Mata ie, Kabupaten Aceh Besar, Syahnan, di Banda Aceh, Minggu, mengatakan gempa yang terjadi Sabtu,(9/6) sekitar pukul 21.59 WIB berkekuatan 5,1 pada skala Richter (SR) dengan lokasi 4,67 Lintang Utara (LU)-96,60 Bujur Timur (BT) sekitar 27 KM barat laut Takengon, ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Meskipun gempa bumi yang berpusat lebih dekat dengan Takengon, namun masyarakat di daerah pergunungan dan berudara sejuk itu tidak panik, meski gempa dirasakan masyarakat di sekitarnya, termasuk di wilayah pantai barat selatan Aceh dan gugusan Pulau Simeulue. Gempa yang berada di kedalaman 115 KM itu sampai berita ini diturunkan belum ada laporan kerusakan pada bangunan di wilayah Aceh Tengah. "Sebagian masyarakat gugusan Pulau Simeulue mengaku sangat panik karena getaran gempa dirasakannya sangat kuat, sehingga banyak warga berlarian khawatir terjadi tsunami susulan," kata Ratna, salah seorang warga Banda Aceh asal Simeulue setelah menerima laporan dari keluarganya dari Sinabang. Gempa yang terjadi di tengah malam itu membuat sebagian warga gugusan Pulau Simeulue yang bermukim di daerah pesisir berlarian karena mereka masih trauma dengan bencana tsunami pada 26 Desember 2004, yang meluluhlantakkan sebagian wilayah pesisir Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sama halnya dengan masyarakat di Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan, sebagian mereka yang bermukim di daerah pesisir berlarian ke daerah yang lebih tinggi karena khawatir terjadi bencana tsunami susulan. Kepanikan masyarakat di kedua daerah itu segera terkendali, setelah aparat keamanan setempat turun ke lapangan menenangkan situasi, akhirnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Beberapa waktu lalu, kepanikan juga melanda warga Banda Aceh dan Aceh Besar akibat alarm peringatan tsunami dini berbunyi, namun suasannya cepat dikendalikan setelah mobil unit keliling mengumumkan kepada masyarakat sirine peringatan dini tsunami terjadi akibat kesalahan teknis. (*)

Copyright © ANTARA 2007