"Sangat penting untuk membangun kualitas pemain sejak dini melalui baik akademi maupun dari kejuaraan-kejuaraan usia muda," ujar Karl-Heinz Riedle di salah satu hotel di Jakarta, Selasa.
Riedle, yang berkunjung ke Indonesia pada 7-11 Oktober 2017 dengan membawa replika Piala DFB Pokal, menyebut pemain muda adalah pondasi penting timnya untuk menjadi salah satu tim terkuat di Jerman dan empat tahun terakhir selalu "berbahaya" di kompetisi Eropa bahkan pernah mencapai final Liga Champions 2013.
Dortmund memang dikenal sebagai tim yang mengandalkan pemain muda potensial, baik yang berasal dari akademinya sendiri maupun dari rekrutan dari klub lain.
Akademi Dortmund berhasil memunculkan nama-nama tenar yang kini menjadi pondasi utama tim nasional Jerman seperti Mario Goetze dan Marcus Reus. Selain para pengisi tim utama timnas masing-masing seperti Nuri Sahin (Turki) dan Christian Pulisic (Amerika Serikat).
Indonesia, kata Karl-Heinz Riedle, juga bisa menghasilkan pemain-pemain berkualitas tinggi jika memusatkan perhatian ke pembinaan pesepakbola muda.
Tidak menutup kemungkinan bintang-bintang Indonesia bisa bermain di klub-klub Bundesliga seperti yang sudah dilakukan pemain-pemain Asia lain seperti bintang Dortmund asal Jepang Shinji Kagawa.
"Shinji itu sangat disiplin dan profesional. Dia seorang pekerja keras dan selalu memberikan 100 persen kemampuannya untuk tim. Setiap pemain, termasuk dari Asia, harus memiliki sikap seperti itu jika mau berkompetisi di level tertinggi," tutur Karl-Heinz yang bermain di Dortmund pada 1993-1997 dan mempersembahkan dua gelar juara Bundesliga untuk timnya.
Mengenai sepak bola Indonesia, mantan striker berusia 52 tahun ini menyebut langkah PSSI menunjuk pelatih asal Spanyol Luis Milla sebagai pelatih timnas Indonesia adalah tepat.
"Kehadiran Milla akan berpengaruh kepada taktik tim," kata dia.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017