Banda Aceh (ANTARA News) - Aktor terkenal Aceh, Gense dan Burhan, akan mementaskan sebuah sandiwara untuk mensosialisasikan masalah gangguan jiwa yang disebabkan konflik bersenjata.
"Sebagian besar orang tidak mengerti dampak dari konflik dan apa yang menimbulkan trauma," kata pimpinan proyek outreach medis Organisasi Internasional Migrasi (IOM) Dr Enny Bahari, di Banda Aceh, Sabtu.
Sandiwara tersebut merupakan bagian dari upaya IOM untuk mensosialisasikan masalah gangguan jiwa, dan menjelaskan bagaimana konflik selama tiga dasawarsa telah meninggalkan trauma terhadap penduduk.
Sandiwara yang diselenggarakan di Kabupaten Bireuen selama dua hari hingga Minggu (10/6) disamping menampilkan Gense dan Burhan, aktor sinetron terkenal Aceh juga diramaikan oleh Mat Leleh, Nini Gonrong, dengan musik oleh komunitas Seni Aceh Dokarim.
Para seniman tersebut akan pentas di Peusangan Siblah Krueng dan Jeunib, dua kecamatan yang terkena dampak konflik selama bertahun-tahun, sebelum ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) Helsinki 2005.
Pada 2006, IOM melaksanakan sebuah studi mengenai kesehatan mental di Bireuen, Pidie dan Aceh Utara bekerjasama dengan Harvard Medical School dan Departemen Kesehatan. Hasil studi menemukan sebanyak 65 persen warga di desa-desa dengan intensitas konflik tinggi mengidap tingkat depresi yang tinggi.
Sedangkan 69 persen memiliki gejala kecemasan yang tinggi dan 34 persen mengidap gangguan Stres Pasca-Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder). Hampir 80 persen dari 596 penduduk sipil dewasa dalam penelitian tersebut telah mengalami pengalaman perang.
Sementara 41 persen melaporkan telah memiliki seorang anggota keluarga atau teman yang terbunuh dan sepertiga melaporkan telah memiliki seorang anggota keluarga atau teman yang diculik atau hilang.
Namun di desa-desa yang terkena dampak kekerasan selama tiga dasawarsa tersebut, masih sedikit sekali pemahaman mengenai bagaimana pengalaman perang, atau pengalaman traumatik lainnya dapat mengganggu kesehatan jiwa.
Banyak warga mengira bahwa orang yang mengidap masalah mental sedang dirasuki oleh arwah jahat, yang benar adalah hal tersebut dapat merupakan akibat pengalaman peristiwa kekerasan, kata Enny.
IOM dengan pendanaan dari Kedutaan Besar Norwegia, telah melaksanakan sebuah program kesehatan mental keliling selama enam bulan, yang menyediakan layanan medis dasar, disamping layanan kesehatan mental kepada 25 desa konflik tinggi di Bireuen.
Sebuah jaringan yang terdiri atas 125 relawan desa yang telah terlatih secara khusus telah merujuk sekitar 2.500 pasien kepada klinik keliling tersebut, yang bekerja sama dengan puskesmas setempat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007