Kecepatan pelayanan kita ini jadi kunci kepercayaan publik

Semarang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta Kepolisian Republik Indonesia meningkatkan kepercayaan publik, meskipun saat ini sudah mencapai peringkat empat besar dengan nilai 78.

"Tingkatkan pelayanan publik baik soal SIM, SKCK, STNK, siapkan semua dengan proses sederhana dan cepat," kata Presiden Jokowi di Akademi Kepolisian Semarang, Senin.

Jokowi menyatakan senang sekali bahwa public trust Polri saat ini masuk empat besar dengan nilai 78.

"Tapi saya tidak mau segitu saja, naikan lagi ke atas 80, naik terus dan diharapkan betul public trust ini dijaga karena ini harganya mahal, butuh waktu panjang mencapainya," katanya.

Ia mengingatkan agar kepercayaan publik yang sudah berhasil dibangun ini tidak rusak oleh satu dua oknum.

Presiden pun menuturkan, bahwa dengan stabilitas politik dan keamanan yang terjaga, tingkat pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, dan jika komoditas mulai naik, ekonomi global normal, maka menurut perhitungan pemerintah, World Bank dan OECD, Indonesia akan masuk era emas pada 2045.

"Diperkirakan pendapatan akan mencapai 29.000 dolar AS per kapita dan akan menjadi empat besar ekononi terkuat di dunia, setelah China, India, Amerika Serikat," ujarnya.

"Tapi untuk menuju ke sana ada catatan-catatan yang harus kita perbaiki. Ini tugas besar kita semua menyiapkan dan tentu saja melakukan tindakan pelaksanaan agar apa yang sudah dihitung betul menjadi kenyataan, ini yang membawa kita pada kondisi yang sejahtera," katanya.

Presiden juga mengingatkan perlunya memperhatikan tugas menjaga stabilitas harga pangan.

"Karena pangan menjadi kunci bagi kesejahteraan rakyat, kalau harga pangan naik maka akan ada goncangan sosial karena itu tugas kita bersama untuk menjaga stabilitas harga pangan," katanya.

Jokowi lalu meminta Polri memproses dengan hati-hati kasus tindak pidana terkait pangan.

"Kalau ada pidananya tolong dikalkulasi, jangan sampai mengganggu baik distribusi transportasi. Ini menjadi kunci stabilitas politik sosial ekonomi," kata Presiden.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017