Surabaya (ANTARA News) - Budayawan asal Jombang, Jatim, Emha Ainun Najib (Cak Nun) menilai, membongkar aib orang lain untuk mengungkap kasus korupsi bukanlah hal jelek. "Coba, kalau di rumah kamu ada maling. Apa yang pertama kamu lakukan. Pasti teriak maling," katanya memberi analogi ketika menjawab pertanyaan Sulthoni, peserta Seminar Menjelang 100 Tahun Kebangkitan Nasional, di Surabaya, Sabtu. Sulthoni dalam seminar yang digelar Tabloid "Sapujagad" menanyakan perihal hukum agama membuka aib orang lain, seperti dilakukan Amien Rais membuka kasus korupsi dana nonbudgeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Mengutip dalil agama, Cak Nun mengemukakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW meminta jika tidak dapat berkata yang baik, lebih baik diam. Karena itu, tanpa bermaksud membela siapapun Cak Nun mengatakan, langkah yang dilakukan Amien Rais menyampaikan beberapa penerima dana DKP, tidak salah. Apalagi, lanjutnya, Amien Rais mengungkapkan kasus penerima dana nonbudjeter DKP karena dipancing dan ditodong untuk mengungkapkannya. Bahkan, ia berharap, kedepan pengungkapan kasus-kasus korupsi bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum sehingga tindak korupsi di Indonesia dapat diberantas. Kasus-kasus korupsi perlu segera dibongkar. Dengan demikian, tidak akan semakin banyak "jamaah maling" di Indonesia. Sementara itu, terkait dengan peringatan Kebangkitan Nasional, ia menyatakan setuju bahwa kebangkitan nasional hanya suatu bentuk peringatan. Sebab, jika yang dimaksud kebangkitan nasional itu suatu gerakan baru, tidak tepat, karena kebangkitan hanya dilakukan oleh pihak yang lemah. Kendati, ia mengakui, masih banyak perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan agar diperoleh format kebangsaan yang lebih baik.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007