Sukabumi (ANTARA News) - Harga minyak goreng curah di pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jabar, terus melonjak, bahkan harganya pun setiap harinya mengalami kenaikan harga dibandingkan kondisi normal. "Sudah sepekan ini harga minyak goreng curah terus mengalami kenaikan, bahkan harganya saat ini sudah mencapai Rp9.000/kg. Harga ini jauh dibandingkan harga normal yang mencapai Rp6.000/kg," kata salah seorang penjual minyak goreng curah di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Yanto (26), Sabtu. Kendati demikian, kata dia, perubahan harga itu tidak berdampak terhadap penjualan minyak goreng, bahkan tidak ada pengurangan pembeli. "Pembeli, paling tidak hanya marah-marah saja, kenapa harga minyak goreng curah terus melonjak," ujarnya seraya menyebutkan stok perharinya mencapai satu drum, yakni sekitar 180 kg. Menurut dia, harga minyak goreng curah sebelumnya hanya mencapai Rp8.000/kg, namun lamban laun harga minyak goreng terus merangkak naik hingga mencapai Rp9.000/kg. Namun, ia mengemukakan, karena harga minyak goreng di tingkat agen mengalami kenaikan mencapai Rp8.700/kg, maka pihaknya juga menaikan harga minyak ke tingkat pembeli. "Kenaikan setiap harinya mencapai Rp100 hingga Rp200, bahkan dalam satu hari bisa dua kali mengalami kenaikan," jelasnya. Hal senada juga dikatakan, Wiwin (17), pedagang lainnya, bahwa kenaikan harga minyak goreng curah sudah mulai terjadi lima yang lalu, yakni mencapai Rp8.900/kg. Menurut dia, pihaknya menaikan harga minyak goreng curah itu disebabkan harga di tingkat agen juga mengalami kenaikan sebesar Rp8.700/kg, sehingga pihaknya juga menaikan harganya. Ia mengatakan kenaikan harga minyak itu tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumen, pasalnya para konsumen tetap membeli minyak goreng curah itu. "Para konsumen hanya bisa mengomel saja dengan harga minyak goreng curah yang terus melonjak tajam," kata Wiwin seraya menyebutkan harga minyak goreng kemasan tidak mengalami kenaikan. Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada aparat dari pemerintah setempat yang melakukan operasi pasar (OP), padahal dengan adanya OP kenaikan harga minyak dapat ditekan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007