Senator yang mengumumkan pensiun bulan lalu adalah mantan penasihat keamanan Trump selama kampanye presiden 2016, bahkan masuk daftar calon wakil presiden dan menteri luar negeri kabinet Trump.
Baru-baru ini dia mengkritik Trump atas tanggapan sang presiden terhadap demonstrasi kaum rasis di Charlottesville, Virginia, Agustus silam.
"Senator Bob Corker mengemis-ngemis kepada saya untuk menyokong dia bagi keterpilihannya dia kembali di Tennessee. Saya bilang "TIDAK" dan dia mundur (katanya dia tak bisa menang tanpa dukungan saya)," tulis Trump dalam Twitter.
"Dia juga ingin menjadi menteri luar negeri. Saya bilang "TIDAK, TERIMA KASIH". Dia juga sangat bertanggung jawab atas Kesepatan (nuklir) Iran yang mengerikan itu! Oleh karena itu, saya sangat meyakini Corker bakal jadi suara negatif dan menghalangi jalan agenda besar kami. Tak punya nyali!"
Satu jam kemudian Corker yang merupakan ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, balas mencuit, "Memalukan, Gedung Putih telah berubah menjadi panti jompo. Jelas ada orang yang ketinggalan giliran jaga pagi ini."
Sengketa antara Trump dan Corker ini muncul sebagai akibat dari kegagalan Trump mencampakkan Obamacare dan RUU reformasi pajak.
Meskipun Partai Republik yang menjadi sekutu Trump menguasai baik Senat maupun DPR, kedua RUU gagal diloloskan dewan legislatif AS.
Bahkan sebelum diserang Trump di Twitter itu, Corker sudah mengatakan sulit mendukung RUU pemangkasan pajak yang dipromosikan Trump karena anggaran pemerintah federal juga tengah defisit, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017