"Pekerjaan di sisi barat di lokasi crane memang dihentikan. Tapi pekerjaan di sisi timur di Kecamatan Kota tetap jalan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penaataan Ruang Bojonegoro Andi Tjandra, di Bojonegoro, Minggu.
Menurut dia, pekerjaan di sisi timur di Kecamatan Kota sama dengan di Kecamatan Trucuk, yaitu memasang gelagar jembatan Bengawan Solo juga dengan memanfaatkan alat berat "crane".
"Pekerjaan memasang gelagar jembatan di sisi barat bisa dilanjutkan setelah "crane" yang terguling diangkat. Pekerjaan mengangkat "crane" sekitar sepekan," kata dia menjelaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan alat berat "crane" yang akan dimanfaatkan untuk memasang gelagar jembatan Bengawan Solo di sisi barat di Kecamatan Trucuk, terguling, Minggu.
Ketika itu para pekerja dari kontraktor pembangunan jembatan Bengawan Solo akan menempatkan "crane" di landasan yang sudah dibuat sebelumnya di tebing Bengawan Solo.
"Tapi ketika akan ditempatkan landasan tebing bergeser sehingga keseimbangan crane terganggu dan terguling," kata dia menjelaskan.
Penanganannya, menurut dia, akan didatangkan mobil "crane" yang akan dimanfaatkan untuk mengangkat "crane" yang terguling masuk Sungai Bengawan Solo itu.
"Untuk mengangkat crane dibutuhkan waktu sepekan," ucapnya.
Yang jelas, ia meminta kontraktor lebih berhati-hati dalam pekerjaan selanjutnya terutama ketika akan memasang besi jembatan bagian tengah karena tanahnya lembek.
"Kejadian tergulingnya crane bisa menjadi pelajaran agar dalam pekerjaan selanjutnya lebih berhati-hati," ujarnya menegaskan.
Meski ada kejadian itu, ia optimistis target selesainya pembangunan jembatan yang menghubungkan Trucuk-Kota bisa selesai sesuai jadwal pada Desember.
Dari data yang diperoleh menyebutkan jembatan Bengawan Solo Kota-Trucuk dengan kontraktor PT Bintang Sembilan Indah Malang dibangun dalam dua tahap sejak Pebruari 2016.
Untuk tahap pertama pekerjaannya yaitu pembangunan pondasi jembatan juga pekerjaan lainnya menelan biaya Rp25 miliar dari APBD 2016 dan Rp58 miliar dari APBD 2017. Pembangunan jembatan Bengawan Solo dengan panjang 145 meter, lebar 9,75 meter model lengkung "grider" menggunakan bahan baja.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017