Washington (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Robert Gates, Jumat, mengemukakan bahwa mengganti Jenderal Peter Pace dari jabatan Kepala Staf Gabungan untuk menghindarkan pertikaian yang mengarah kepada perpecahan di Kongres mengenai masalah perang Irak.
Langkah mengejutkan itu menggeser sang jenderal yang selama enam tahun terakhir berada di pusat penentu keputusan militer AS, mulai dari perang di Afghanistan hingga serbuan ke Irak.
"Saya kecewa terhadap situasi yang menyebabkan keputusan ini terpaksa ada," kata Gates, yang menjabat Menteri Pertahanan sejak September 2005.
Gates mengatakan, sebelumnya akan memperpanjang masa jabatan Pace dua tahun lagi pada September, namun dia membatalkan rencana itu setelah berunding dengan para anggota Kongres yang mengincar jabatan presiden dalam pemilihan 2008.
"Saya sudah putuskan bahwa saat yang ini, negara dan prajurit kita bahkan Jenderal Pace sendiri, tidak akan nyaman dengan cobaan berupa perpecahan dalam pemilihan Kepala Staf Gabungan yang baru," katanya kepada wartawan.
Kepala Staf Gabungan adalah kepala penasehat militer presiden dan merupakan perwira tertinggi dalam militer.
"Saya diberi tahu bahwa presiden menyetujui dengan enggan karena dia paling menghormati Jenderal Pace," kata jurubicara Gedung Putih, Dana Perino.
Pace digantikan Laksamana Michael Mullen yang kini menjabat Kepala Operasi Angkatan Laut.
Gates juga terpaksa mengganti Wakil Kepala Staf Gabungan, Laksamana Edmund Giambastiani, agar kedua jabatan tinggi militer itu tidak dipegang semuanya oleh angkatan laut.
Giambastiani digantikan Jenderal Marinir James Cartwright, yang saat ini menjabat Kepala Komando Strategi AS, penanggungjawab senjata nuklir AS.
Kedua perwira tinggi itu merupakan orang dekat mantan menteri pertahanan, Donald Rumsfeld.
Para pengamat menyimpulkan Gates sedang melakukan pembenahan untuk membuka jalan bagi perwira tinggi lain yang punya perspektif baru.
"Hampir semua yang sekarang memegang jabatan penting di Pentagon, diangkat Bob Gates, artinya jabatan mereka bukan berdasarkan ideologi dan orientasi mereka lebih kepada manajemen yang bagus daripada gagasan-gagasan yang punya visi," kata Loren Thompson, direktur kelompok penelitian Lexington Institute, seperti dikutip AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007