Ini tidak membutuhkan waktu yang singkat."

Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) dan penyalur bahan bakar minyak jenis stasiun pengisian bahan bakar umum mini G-Lite (SPBU G-Lite) masih butuh kajian yang kompleks untuk pengembangan usaha penjualan yang lebih besar, kata Communications dan Relations Jawa Bagian Barat PT Pertamina Dicky Septriadi.

"Untuk Pertamina bisa ikut andil secara langsung dalam usaha SPBU mini G-Lite masih butuh diskusi yang lebih komprehensif. Ini tidak membutuhkan waktu yang singkat," ujarnya kepada ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Pengembangan tersebut, menurut dia, misalnya adanya logo Pertamina pada gerai SPBU mini G-lite di setiap titik, karena sejauh ini belum bisa terpasang.

Salah satu hal yang masih dalam tahap diskusi, dikemukakannya, berkaitan dengan penentuan lokasi dan jarak titik antarkios G-Lite dengan SPBU milik Pertamina.

Ia menilai, pengaturan semacam itu agar ada jarak yang ideal tercapai dan menghindari distribusi BBM hanya menumpuk di satu kawasan saja.

Selain itu, ditambahkannya, harga pada beberapa wilayah tertentu masih perlu dibicarakan ulang sehingga Pertamina belum dapat ambil bagian secara usaha dalam bisnis SPBU mini G-Lite.

Sebelumnya, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) memperkenalkan bentuk usaha jenis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) skema eceran atau mini untuk dijual ke masyarakat secara resmi.

"Usaha SPBU mini ini dibidangi oleh Hiswana Migas bekerja sama dengan Pertamina Retail dengan menempatkan booth atau gerai kecil di lokasi strategis," kata Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi.

Konsep bisnis retail ini bernama G-Lite dengan menjual BBM berjenis Pertalite atau dengan kadar oktan 90. G-Lite ini untuk menegaskan adanya SPBU mini yang legal, di mana ada konsep lainnya seperti Pertamini yang diketahui masih bersifat ilegal.

G-Lite telah mengantongi lisensi dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), mencakup kualitas BBM, keamanan, distribusi agen resmi serta izin lokasi menaruh lapak tersebut.

Satu perlengkapan lapak memiliki spesifikasi ukuran 1,12 meter x 1,12 meter x 2,15 meter. Terdapat kanopi, gelas ukur 5 liter, pompa manual, nozzle bensin dan penampung oli. Setiap lapak memiliki nomor seri unik.

Operator juga akan mendapatkan pelatihan pengisian BBM sesuai standard serta kemampuan antisipasi kebakaran. Untuk biaya investasi per lapak adalah Rp15 juta.

Harga jual G-Lite adalah Rp9.000 per liter, sedangkan harga BBM sampai kepada peretail adalah Rp7.500, sehingga para retailer akan memiliki margin keuntungan Rp1.500 per liter, dengan catatan harga tersebut berlaku di Jawa.

Di Jabodetabek sudah terdapat sebanyak 28 booth G-Lite. PT Pertamina (Persero) sendiri sudah mengakui serta meresmikan bahwa SPBU Mini G-Lite merupakan BBM resmi di bawah kelola PT. Garuda Mas Energi.

Namun, SPBU G-Lite belum bisa mencantumkan logo dan nama Pertamina karena kerja sama Pertamina dengan PT Garuda Mas Energi masih membahas bentuk investasi yang akan dijalin bersama.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017