Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Institut Kewarganegaraan Indonesia (Yayasan IKI) membantu masyarakat tidak mampu termasuk anak panti asuhan untuk memperoleh akta kelahiran. Kegiatan ini misalnya dilakukan pada Jumat (6/10) di panti asuhan Abhimata, Tangerang Selatan, Banten.


"Khusus untuk anak-anak panti asuhan di Tangerang Selatan sudah lebih dari 200 akta kelahiran yang kami bantu," kata penasihat Yayasan IKI, Hamid Awaludin di panti Abhimata.


Hamid yang juga mantan Menteri Kementerian Hukum dan HAM, menyebutkan IKI hingga kini telah mengadvokasi dan membantu penerbitan lebih dari 250.000 akta kelahiran di beberapa daerah di Indonesia.


Pada pelayanan kali ini, IKI juga mengajak dua siswa sekolah untuk datang ke panti demi membangun kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya dokumen jati diri.


Anak-anak sekolah, bersama warga panti, dikenalkan dengan formulir permohonan akta kelahiran bagi anak-anak.


"Sedari awal kita perlu tanamkan jiwa kepedulian sosial terhadap anak-anak usia sekolah, selain itu sejak dini mereka harus memahami bahwa kepemilikan dokumen kewarganegaraan dan kependudukan ini adalah hak setiap warga bangsa”, kata Hamid.


Dua siswa yaitu Virginia Rose Washington (15th) dan Abraham Lincoln Washington (13th) membantu mengisi formulir permohonan akta kelahiran bagi warga panti, dibantu pengurus panti.


Terdapat sembilan anak panti yang belum memiliki akta kelahiran.Panti Abhimata dihuni oleh 358 anak asuh.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017