Yogyakarta (ANTARA News) - Kadar bakteri e-coli pada air tanah di Kota Yogyakarta yang saat ini mencapai 80 persen dapat diatasi dengan mengucurkan air yang berasal dari sumur masyarakat sebelum digunakan untuk konsumsi. "Air tanah yang tercemar bakteri e-coli dapat disiasati dengan mencurahkan air dari sumur sebelum digunakan untuk memasak," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Suyono, Sabtu. Menurut dia, dengan dicurahkannya air dari sumur masyarakat tersebut, setidaknya bakteri e-coli dapat berkurang sehingga air lebih aman untuk dikonsumsi. "Namun yang lebih bagus adalah merebus air hingga mendidih serta mendiamkan air saat mendidih hingga sekitar lima menit baru kemudian kompor dimatikan, dengan cara ini bakteri juga akan mati," katanya. Ia mengimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan air dari PDAM untuk keperluan konsumsi karena airnya lebih bersih dan steril dari bakteri. "Namun selama PDAM belum menjangkau seluruh masyarakat, dapat disiasati dengan menggunakan air sumur," katanya. Tingginya pencemaran air tanah di Kota Yogyakarta penyebabnya antara lain buruknya sistem pembuangan limbah dan `septic tank` di rumah penduduk. "Selain bakteri ecoli, kadar nitrat dan kadar besi pada air tanah di kota ini juga cukup tinggi," katanya. Kondisi tersebut akibat persepsi yang keliru dari masyarakat tentang sanitasi pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah tangga khususnya `septic tank`. "Selama ini masyarakat tidak pernah merawat IPAL termasuk septic tank sehingga kondisinya kurang baik dan tidak bisa berfungsi optimal," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007