Konferensi yang diikuti lebih dari 600 peserta dari 70 negara tersebut membahas berbagai aspek dan perkembangan mutakhir mengenai "resilient infrastructure" (ketahanan infrastruktur), termasuk perencanaan untuk ketahanan infrasturuktur, strategi untuk mengurangi dampak dan risiko bencana, hingga desain infrastruktur untuk ketahanan dan menghindarkan dampak kehancuran yang serius.
Sementara itu, wakil ketua Inkindo bidang hubungan internasional, Jimmy Sardjono Michael menyampaikan peran konsultan semakin penting sejalan dengan semakin besarnya investor dari kalangan swasta sebagai sumber pendanaan dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur.
Pemerintah menyediakan sekitar 40 persen pendanaan yang dibutuhkan untuk pembangunan berbagai infrastruktur, sementara sisanya berasal dari badan usaha milik negara dan swasta. Investor swasta akan memerlukan bantuan konsultan - baik individu maupun kelembagaan - untuk memberikan pertimbangan dan memfasilitasi mereka dalam kegiatan dan proses investasi yang dilakukan.
Melalui forum ini, para ahli Indonesia dapat mengambil pelajaran penanganan bencana dari perusahaan-perusahaan internasional, berbagai perusahaan dan institusi Indonesia juga berkesempatan menunjukkan pencapaian dalam pengembangan infrastruktur, penanganan risiko bencana, termasuk perencanaan pembangunan MRT yang saat ini sedang intensif dilaksanakan.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017