Antananarivo (ANTARA News) - Otoritas Madagaskar, Kamis (5/10), memerintahkan dua universitas ditutup sementara waktu setelah upaya intensif ditingkatkan untuk menghentikan wabah yang telah menewaskan 33 orang dan menyebabkan kepanikan luas.
Pulau Samudera Hindia itu didera wabah setiap tahun, tetapi tahun ini penyakit tersebut memengaruhi daerah perkotaan, memicu kekhawatiran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Dalam perang melawan penyebaran wabah, universitas Toamasina dan Antananarivo akan ditutup untuk upaya sanitasi," ungkap Kementerian Pendidikan Tinggi dalam sebuah pernyataan.
Ibu kota Antananarivo dan kota pelabuhan Toasmasina telah menjadi pusat wabah.
Tiga puluh tiga orang saat ini dikonfirmasi telah tewas secara nasional sejak akhir Agustus.
Kampus di Antananarivo diperkirakan akan dibuka kembali pekan depan, meski pertemuan publik di kota itu akan tetap dilarang.
Wabah tersebut termasuk wabah pes, yang disebarkan oleh tikus yang terinfeksi melalui gigitan kutu, dan wabah infeksi paru-paru, yang disebarkan dari orang ke orang.
Wabah infeksi paru-paru dapat membunuh korban dengan cepat, dalam keadaan terinfeksi selama 18 sampai 24 jam tanpa pengobatan, tetapi penyakit itu dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik secara dini.
Antrean panjang terbentuk di luar farmasi saat orang-orang berduyun-duyun membeli masker wajah dan obat, demikian laporan AFP. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017