Banten (ANTARA News) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) memfokuskan program tanggung jawab sosial (CSR) di wilayah Indonesia bagian timur dengan memberikan penerangan listrik secara gratis di salah satu pulau terpencil Indonesia.
"BUMN itu tidak harus untung, ada hal yang memang tanggung jawab untuk kesejahteraan rakyat, nah PLN tergerak di bidang listrik tersebut untuk pemenuhan listrik, gratis kalau perlu," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir usai peresmian PLTU Jawa 7,9 dan 10 di Banten, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa PLN baru saja mengalirkan listrik ke salah satu pulau paling ujung di Indonesia, yaitu Pulau Liran, Maluku Barat Daya, yang nyaris berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Di pulau tersebut, ia menjelaskan bahwa ada sebanyak 380 Kepala Keluarga atau sekitar 1.300 orang mengalami gelap gulita seumur hidup di Indonesia.
Tentu saja, secara hitung-hitungan PLN mengalami kerugian untuk proyek di Pulau Liran. Namun, memang PLN sebagai salah satu BUMN tidak selalu mencari untung ada tiap proyeknya, serta berusaha menutupinya dari proyek yang lain.
Sofyan menjelaskan bahwa setiap bulannya masyarakat Pulau Liran banyak yang tidak pernah memegang uang, atau tidak memiliki uang sama sekali. Dan mereka terbiasa bertahan hidup dengan mengandalkan alam seperti berburu ikan serta bercocok tanam.
"Bagaimana bisa bayar kalau mereka tidak pernah memegang uang? Makanya kami berikan secara cuma-cuma. Saya tidak peduli pokoknya listrik harus nyala," tegasnya.
Strategi yang dilakukan adalah PLN akan menggunakan program tanggung jawab sosial atau CSR untuk mengalirkan listrik secara gratis di beberapa pulau yang memang kategori terpencil.
Selain itu, PLN akan bekerja sama dengan perusahaan lain bagi yang ingin mendukung program CSR dari PLN, dengan menyalurkan program CSR perusahaan lain fokus pada distribusi listrik.
"Nanti beberapa bulan lagi saya akan ke Pulau itu lagi, akan saya cek, apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak," kata Sofyan.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017