"Kirab ini akan diawali dari Pasar Beringharjo dan berakhir di Pasar Ngasem dengan melalui rute Jalan Pabringan, Titik Nol Kilometer, Jalan KH Ahmad Dahlan, Jalan Nyi Ahmad Dahlan, dan berakhir di Pasar Ngasem," kata Kepala Seksi Pengembangan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Endang Wahyuningsih di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, setiap paguyuban pedagang pasar akan tampil dengan tema yang berbeda-beda namun tetap dalam nuansa budaya tradisional, di antaranya wayang dan "gejog lesung".
Selain kirab, peserta yang berasal dari pedagang pasar tradisional akan unjuk kebolehan di depan panggung utama sekitar tiga menit.
Setiap paguyuban pedagang yang mengikuti kirab, lanjut Endang, juga akan mengarak gunungan yang berisi dagangan khas yang dijual di tiap pasar. Gunungan tersebut akan diperebutkan untuk masyarakat umum di Pasar Ngasem.
"Kami berharap, kemeriahan yang ditampilkan saat kirab ini dapat semakin mendorong masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional. Pada awalnya, kirab ini memang ditujukan sebagai bagian dari promosi pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern," katanya.
Endang menambahkan, keberadaan pasar tradisional di Kota Yogyakarta masih dibutuhkan oleh masyarakat terlihat dari jumlah pengunjung yang datang berbelanja di pasar tradisional.
"Jumlah konsumen di pasar tradisional masih terus terjaga, bahkan pengunjung akan mengalami kenaikan signifikan saat musim libur," kata Endang.
Saat kirab, akan ada penutupan jalan khususnya di titik start yaitu di Jalan Pabringan yang berada di sisi selatan Pasar Beringharjo. "Persiapan kirab sudah mulai dilakukan sejak pukul 11.00 WIB hingga 13.00 WIB dan peserta akan diberangkatkan sekitar pukul 14.00 WIB," katanya.
Selain dari paguyuban pasar, terdapat kontingen tambahan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta dari salah satu bank milik pemerintah.
Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017