Bandung (ANTARA News) - Warga Gang Sukamulya RT.05 RW.09 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying, Kota Bandung dikagetkan dengan tumbuhnya bunga bangkai (Amorphophallus paeonifolius) atau Suweg raksasa pada lapangan bekas reruntuhan bangunan di kawasan itu.
"Sudah ada sejak sebulan lalu, kuncup tapi kecil," ujar salah satu warga Maesaroh (40) saat ditemui di lokasi, Rabu.
Ia menceritakan sebelum mengetahui tanaman itu masuk dalam salah satu keluarga bunga bangkai, tanaman tersebut dibiarkan saja. Bahkan anak-anak yang suka bermain di lapangan bekas reruntuhan tersebut, sering menendang-nendangnya.
Saat ada salah satu anggota keluarganya dari Cianjur berkunjung ke kediamannya, ia memberitahukan bahwa tumbuhan tersebut termasuk dalam spesies bunga bangkai.
"Itu sejak empat hari lalu diberitahu ini bunga bangkai. Kami langsung heran kok ada yah di tempat kayak gini," kata dia.
Ia pun bersama warga lain berinisiatif membuatkan pagar di sekitar tumbuhnya bunga suweg, untuk menghindari adanya tangan-tangan jahil yang mencoba menebangnya.
Menurut warga setempat tanaman dengan warna merah hati itu kadang mengeluarkan bau yang tidak sedap, hingga jarak 10 meter aroma itu masih terasa.
Di lapangan, kini bunga dengan warna merah kecoklatan itu belum mekar diperkirakan akan mulai berkembang pada tujuh hari ke depan. Selain itu, tanaman ini memiliki ukuran tinggi sekitar 40 sentimeter.
Saat dikonfirmasi, Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Taufikurahman mengatakan tumbuhnya bunga ini bukanlah fenomena yang luar biasa. Suweg dapat tumbuh dimana saja terutama daerah yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi.
Meski begitu, bunga ini masuk dalam International Union for Conservation of Nature yang harus dilestarikan keberadaannya meski tidak masuk dalam kategori terancam punah.
"Tidak terancam punah, tapi masuk ke dalam tanaman langka. Tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan pada lahan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, Bandung kan termasuk" katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017